Toni Sugiyantno: Rehabilitasi Narkoba Mengalami Penurunan di Sidoarjo

Petugas BNNK Sidoarjo sedang memeriksa salah satu pasien rehabilitasi. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Masyarakat yang kecanduan Narkoba dan meminta rehabilitasi ke Kantor BNN Kab Sidoarjo terus mengalami penurunan signifikan. Data dari Bidang Rehabilitasi BNN Sidoarjo pada tahun 2015 ada 438 klien dan untuk tahun 2016 hanya sekitar 218 klien, hingga tahun 2018 hanya sekitar 100 orang.
Menurut Kepala BNN Sidoarjo, Toni Sugiyantno, tingkat permintaan rehabilitasi warga yang terjerat Narkoba ini terus menurun. Penurunan ini apakah kondisi masyarakat yang sudah sadar dengan bahaya Narkoba, atau mereka justru malas untuk melapor.
”Untuk menangani mereka, kami telah melakukan kerjasama dengan beberapa klinik sebagai menyediakan tempat layanan rehabilitasi, dan klinik tersebut juga sudah menjadi IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor),” kata Toni.
Ada enam tempat layanan rehabilitasi yang telah kami sediakan, yakni 1 Klinik Pratama di BNN Kab Sidoarjo, dan empat klinik LRKM (Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat), yaitu Klinik Prima Medika Tulangan, Klinik Prima Medika Gedangan, Klinik Cendikia Husada Sidoarjo, Klinik Mutiara Sakinah Krian dan satu Yayasan Equitas Setara Gedangan.
Toni meyakini, kalau nantinya kesadaran masyarakat akan semakin meningkat untuk melapor dan mengikuti program rehabilitasi bagi penyalahgunaan. ”Makanya saya berharap kepada masyarakat, segera melapor bila ada keluarganya yang terkena masalah Narkoba, sebelum berlarut-larut terlalu jauh alias kecanduan berat,” harap Toni.
Menurutnya, bila ada masyarakat yang justru malu melapor bila ada keluarganya terkena masalah Narkoba. Karena anggapan masyarakat terkena narkoba adalah aib bagi keluarganya. Ia menegaskan justru itu pemikiran yang salah, jika dibiarkan, kondisi pecandu ini akan semakin parah.
Penurunan pencandu Narkoba yang direhabilitas ini tak lepas dari apa yang telah dilakukan BNN Kab Sidoarjo. BNN Sidoarjo kini gencar melakukan sosialisasi menyeluruh ke masyarakat, baik mulai anak-anak sekolah SD, SMP, SMA/SMK, perguruan tinggi, perangkat desa hingga sampai pada aparat-aparatnya, hingga dilakukan tes urine. ”Pokoknya kita sosialisasi dan kerjasama dengan siapa saja untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba, kami selalu siap,” pungkasnya. [ach]

Tags: