Tujuh Candi di Kabupaten Malang Jadi Destinasi Wisata Sejarah

Candi Singosari merupakan salah satu sejarah dari Kerajaan Singhasari yang menjadi destinasi wisata, yang berada di Kelurahan Candi Renggo, Kec Singosari, Kab Malang.

Kab Malang, Bhirawa
Kabupaten Malang merupakan daerah di Jawa Timur yang banyak memiliki sejarah kerajaan, dibuktikan dengan beberapa candi dan prasasti yang ditinggalkan. Di Kabupaten Malang terdapat tujuh candi peninggalan Kerajaan Majapahit dan Singhasari.

Adanya candi tersebut, telah menjadi destinasi wisata sejarah. Dan tidak sedikit wisatawan asal beberapa negara mengunjungi candi-candi yang ada di wilayah kabupaten setempat.

Dari tujuh candi yang berdiri di Kabupaten Malang ini, seperti Candi Singosari, yang berada di wilayah Kelurahan Candi Renggo, Kecamatan Singosari. Dan candi tersebut juga dikenal dengan nama Candi Cungkup atau Candi Menara, karena pada masanya Candi Singosari adalah candi yang tertinggi. Selanjutnya, Candi Sumberawan di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Candi Jago terletak di Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Candi Kidal yang berdiri di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Candi Badut di Desa Karang Besuki, Kecamatan Dau, Candi Jawar Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Candi Songgiriti yang terletak di wilayah Songgirti, Kota Batu, yang kini masih dalam pengusaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.

Dari sekian candi yang ada itu, kata salah satu Pecinta Sejarah Candi Bagus Suryo, Senin (31/7), kepada wartawan, mempunyai kaitan sejarah yang erat dengan Kerajaan Singhasari. Seperti sejarah terbentuknya Kabupaten Malang tidak terlepas dari Kerajaan Singhasari atau Singosari. Dan kerajaan tersebut bercorak Hindu-Budha, yang mana Kerajaan Singhasari didirikan oleh Ken Arok yang sekaligus menjabat sebagai raja pertama dengan gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi pada 1222 masehi.

“Nama kerajaan ini sebenarnya adalah Kerajaan Tumapel dengan ibu kota Kutaraja,” paparnya.

Sedangkan penamaan Singhasari, lanjut dia, bermula saat Raja Wisnuwardhana menunjuk putranya Kertanegara sebagai putra mahkota dan mengganti nama pusat pemerintahan menjadi Singhasari. Dan pusat pemerintahan Singhasari saat itu berada di Tumapel, baru setelah muncul Ken Arok yang kemudian membunuh Akuwu Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes. Sehingga pusat kerajaan berpindah ke Malang, setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri, dan saat jatuh ke tangan Singhasari statusnya menjadi Kadipaten. Sementara, Ken Arok mengangkat dirinya sebagai raja yang bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana atau Dhandang Gendis (1185-1222).

“Kerajaan Singhasari berada pada masa keemasan saat dipimpin oleh Raja Kertanegara, dimana wilayah kekuasaannya mencakup Bali, Sunda, dan sebagian hingga Kalimantan,” jelasnya.

Dari rangkuman sumber sejarah Kerajaan Singhasari, masih dijelaskan Bagus, saat itu Kabupaten Malang merupakan wilayah yang strategis pada masa pemerintahan kerajaan. Dan bukti-bukti yang lain seperti beberapa prasasti yang ditemukan menunjukkan daerah ini telah ada sejak abad VIII dalam bentuk Kerajaan Singhasari dan beberapa kerajaan kecil lainnya, seperti Kerajaan Kanjuruhan yang tertulis dalam Prasasti Dinoyo. Dan prasasti itu menyebutkan peresmian tempat suci pada hari Jumat Legi tanggal 1 Margasirsa 682 Saka, yang bila diperhitungkan berdasarkan kalender kabisat jatuh pada tanggal 28 November 760, yang tanggal itu dijadikan patokan hari jadi Kabupaten Malang.

“Sejak tahun 1984, di Pendapa Kabupaten Malang ditampilkan upacara Kerajaan Kanjuruhan, lengkap berpakaian adat zaman itu. Dan peninggalan budaya Kerajaan Singhasari terus dipertahankan, agar masyarakat paham dengan Kerajaan Singhasari yang pernah jaya di zamannya,” pungkasnya. [cyn.why]

Tags: