Wali Kota Probolinggo Ajak Koperasi Manfaatkan Teknologi Informasi

Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi ajak pelaku koperasi manfaatkan teknologi informasi.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkot Probolinggo, Bhirawa.
Pemerintah Kota Probolinggo terus mendorong tata kelola koperasi untuk meningkatkan peran dan saya saingnya di era modern. Salah satunya melalui kegiatan “Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Koperasi melalui Modernisasi Koperasi”. Diklat tersebut di gelar selama 3 hari mulai hari Senin-Rabu (10-12/7) di Ombas Caffe & Resto.

Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Selasa (11/7) mengatakan bahwa pengembangan modernisasi koperasi ini tidak hanya fokus pada pengelolaan kelembagaan saja, namun juga pada integrasi digital dengan memanfaatkan tekonologi informasi. Untuk itu wali kota berpesan agar koperasi harus terus berkarya dan berinovasi menghadapi dinamika zaman.

“Koperasi harus terus berinovasi melakukan terobosan, kolaborasi dan harus bisa menggandeng semua anggotanya untuk saling menguatkan, khususnya bagi pelaku usaha kecil menengah. Harapan saya dengan adanya kegiatan peningkatan kapasitas bagi pelaku usaha koperasi yang ada di wilayah Kota Probolinggo, melalui DKUMP untuk melakukan pembinaan-pembinaan, meng-upgrade informasi, memberikan advice perkembangan tentang arah digitaliasi modern,” ujarnya di depan perwakilan 45 pengurus koperasi di Kota Probolinggo itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perdagangan (DKUMP) Fitriawati mengungkapkan digitalisasi koperasi akan memberikan kemudahan dalam pelaporan keuangan. Menurutnya, pengelolaan keuangan akan lebih transparan dan akuntabel sehingga kepercayaan anggota koperasi akan meningkat.

“Selama ini kan koperasi di Kota Probolinggo ini masih manual, terutama dalam hal pelaporan keuangan, kita ingin kedepan koperasi bisa menjadi koperasi digital, sehingga bisa menjadi kepercayaan bagi anggota. Kalau semuanya sudah digital, mereka mau lihat keuangan koperasi itu kan bisa transparan, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan, ada akuntabilitas di sini,” ungkapnya.

Selain itu, Fitriawati berharap kedepan, akan ada peningkatan skala koperasi ke sektor riil, “Koperasi itu tidak hanya bergerak di bidang simpan pinjam saja, kami ingin koperasi juga bergerak di bidang usaha dan anggotanya juga memiliki keinginan untuk menjadi UKM,” lanjutnya.

Diketahui, saat ini ada 166 koperasi aktif di Kota Probolinggo. Rencananya pembinaan akan terus dilakukan untuk mewujudkan digitalisasi koperasi. Giat ini juga menjadi momen untuk mengkampanyekan gerakan “Ayo Berkoperasi”, yang terhubung dengan Program Gerakan Revolusi Mental.
Ketua Koperasi Wanita Yayuk Setiowati yang merupakan ketua panpel giat tersebut menambahkan, di Kota Probolinggo terdapat 226 koperasi, dengan rincian 166 koperasi aktif; 60 koperasi tidak aktif dan 89 koperasi dengan bersertifikat NIK (Nomor Induk Koperasi).

Sementara itu, sebagai bentuk upaya pengembangan koperasi di wilayahnya, Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin berharap keberadaan koperasi di Kota Probolinggo harus mampu memberikan manfaat.

“Bagaimana caranya? Harus kita lakukan! Kita perbaiki dan kita benahi kekurangan-kekurangan yang ada. Melalui PD terkait, mari melakukan pembinaan terhadap koperasi-koperasi yang ada. Sistem dan manajemen tidak boleh merugikan anggotanya. Tentunya ini harus menjadi kesadaran kita semua,” terangnya.

Sementara itu, pengurus Koperasi Konsumen Pegawai Negeri Sejahtera Kota Probolinggo, Evi Lisha menuturkan, bahwa koperasi ini bergerak di bidang retail dan menyediakan sejumlah jenis pinjaman. Dijelaskan Evi, tenor pinjaman maksimal Rp 10 juta dan dapat dicicil selama satu tahun.

“Tapi jika belanja melalui sistem PayLater khusus di swalayan, bisa dibayarkan di bulan depan (potong gaji / potong tukin) atau bayar sendiri langsung ke swalayan, diperbolehkan,” jelasnya.

Evi pun membeberkan jika koperasinya juga menyediakan jasa layanan pengiriman belanja disertai dengan ongkos kirim.

“Ya, insyaallah karena kita pakai jasa luar. Bagi kita yang mager, bisa delivery order. Estimasi biayanya murah, hanya Rp 3.000 sampai Rp. 5.000 saja area Kota Probolinggo tergantung banyak dan beratnya barang,” beber pegawai Dinas Lingkungan Hidup itu.

Tercatat, koperasi ini memiliki 1.600 anggota yang terdiri dari ASN aktif dan tidak aktif, non ASN, dan pensiunan di lingkungan Pemkot Probolinggo.
Di tahun 2021 Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo membubarkan 36 koperasi yang tidak lagi aktif di Kota Probolinggo. Dari 255 koperasi yang berbadan hukum, kemudian tinggal tinggal 219 koperasi dan saat ini ada 166 koperasi saja yang aktif dalam kegiatan perkoperasian, tambah Kepala DKUPP Kota Probolinggo Fitriawati Jufri.(Wap.hel)

Tags: