Warga Wringin Bondowoso Keluhkan Tumpukan Sampah Berbau Busuk

Tumpukan sampah di pinggir jalan Desa Wringin yang dikeluhkan oleh beberapa pengendara motor dan warga sekitar. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa.
Beberapa pengendara motor dan warga mengeluh terhadap tumpukan sampah yang berada di pinggir jalan Desa Wringin yang berbatasan dengan Desa Banyuwulu (tidak jauh dari Pasar Wringin) Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso.

Sebab tumpukan sampah plastik dan sampah organik di pinggir jalan tersebut mengeluarkan bau tak sedap, dikerumuni lalat dan belatung. Bahkan belatung-belatung masuk ke jalan umum.

Salah seorang pengendara roda dua, Ervandi, yang kebetulan melintas di jalan tersebut mengaku sangat terganggu bau tak sedap dari tumpukan sampah itu.

“Saya kebetulan lewat di sini mau ke rumah teman. Ya sangat mengganggu dan jadi males lewatnya,” ungkapnya.

Bahkan kata dia, bau menyengat yang ditimbulkan sampah-sampah tersebut hampir membuatnya muntah. “Baunya busuk sekali kayak merasuk sampai ke dada. Mau muntah rasanya,”ungkapnya.

Tak hanya itu, Valin salah seorang warga Desa Banyuwulu Kecamatan Wringin, mengaku kesal karena setiap hari lewat di jalan tersebut mencium bau tak sedap.

“Ini kan akses dari desa saya kalau mau kerja. Jadi setiap hari saya lewat. Tiap hari menghirup bau busuk, kesal juga kayak menganggu pernfasan,”keluhnya.

Ia mengungkapkan, sampah-sampah tersebut dikirim dari pasar Wringin. Terdiri dari rantang bekas ikan, plastik dan sisa sayur dibuang di lokasi tersebut. “Ini kan bukan TPS (tempat pembuangan sementara). Ini sangat mengganggu,” terangnya.

Tidak hanya mengeluarkan bau tak sedap. Menurutnya, belatung dari sampah tersebut juga sering bertebaran di jalan.

Dia khawatir, jika hal itu dibiarkan akan menimbulkan penyakit. Apalagi musim hujan. “Mengeluarkan bau tak sedap dan merusak pemandangan juga,”jelasnya.

Ia berharap Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberikan solusi dan segera memberikan teguran pada pedagang nakal.

“Dulu pernah terjadi seperti ini. Setelah pemerintah menindak akhirnya pedagang tidak buang sampah sembarangan. Sekarang kok ada lagi,” tandasnya.

Sementara, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bondowoso, Ervan Rendy Ari Wibowo menjelaskan, DLH sudah kerap sekali bekerja sama dengan pemerintah desa Wringin untuk memfasilitasi pengangkutan sampah-sampah tersebut.

Sebenarnya kata dia, SDM pengangkut sampah di DLH tidak bisa menjangkau wilayah di luar area perkotaan. Makanya dalam setiap kegiatan di Wringin, dirinya selalu melibatkan warga.

“Makanya kalau ada kegiatan seperti itu kita mengajak warga di sana. Sama-sama kerja bakti kita. Kita bersihkan sampahnya bersama warga, kita yang ngangkut,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (26/2).

Menurutnya, DLH sudah mengusulkan Tempat Pembuangan Sementara atau TPS 3R melalui kementerian. Tetapi memang ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Di antaranya, kata dia, lahan yang digunakan adalah tanah Kas desa dan jarak minimal dengan pemukiman warga juga harus dipenuhi.

“Itu yang segera harus dipenuhi oleh desa. InsyaAllah ada (tanahnya-Red). Tinggal nanti kalau masuk, memenuhi syarat, mendapat SK dari kementerian InsyaAllah tahun ini sudah bisa dibangun,” pungkasnya. [san.gat]

Tags: