Andi Budi Nilai KPU Minim Sosialisasi Pemilu Serentak 2019

Surabaya, Bhirawa
Tiga bulan menjelang coblosan Pemilu 2019, ternyata masih banyak masyarakat yang tidak mengerti. Hari pencoblosan yang jatuh pada 17 April tahun ini dinilai masih minim sosialisasi.
Caleg DPR RI Dapil 1 (Surabaya – Sidoarjo) Andi Budi Sulistijanto menilai masyarakat masih tidak banyak tahu tentang Pemilu 2019 karena lemahnya sosialisasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Karena itu, sebagai caleg tugasnya bukan hanya mengenalkan profil kepada masyarakat, tapi juga ikut membantu melakukan sosialisasi agar penyelenggaraan pemilu serentak berjalan sukses.
“Sosialisasi KPU sangat kurang. Inilah tugas dari masing-masing caleg untuk bisa membantu sukses penyelenggaran Pemilu 2019. Kalau tidak bergerak, banyak hambatan di bawah. Masyarakat tidak bisa nyoblos kalau tidak diberi informasi. Apalagi ini nanti ada lima surat. Jangankan masyarakat yang tidak berpendidikan, yang berpendidikan saja susah kok,” ungkapnya, Minggu (20/1).
Ketua DPP Partai Golkar Bidang Keagamaan dan Ormas Agama ini tahu banyak masyarakat yang belum paham karena dia gemar blusukan. Dalam seminggu, bisa turun ke 20 sampai 23 titik masyarakat. Dari kegiatan ini, Andi menemukan banyak masyarakat yang masih belum mengerti tentang Pemilu 2019. Terutama dari segi mekanisme pencoblosan.
Selain menemukan lemahnya sosialisasi dari penyelenggara pemilu, Andi juga mendapatkan fakta bahwa tidak semua masyarakat pragmatis dan apatis terhadap pemilu.
Fakta bahwa masyarakat pragmatis terjadi karena sistem pendekatan yang salah. Selama ini, masyarakat hanya berhubungan dengan tim sukses dan koordinator pemenangan. Padahal, masyarakat butuh mengenal langsung terhadap calon.
“Iya (pragmatis), kalau hanya didatangi oleh relawan dan koordinator, itu tentu membuat masyarakat pragmatis. Tapi kalau turun langsung yang diuntungkan adalah esensi suatu hubungan. Karena wakil rakyat dan rakyat yang diwakili butuh kehadiran wakilnya,” ujarnya.
Tak hanya itu, Wakil Ketua Lakpesdam PBNU ini memandang ada fenomena baru di masyarakat. Di mana caleg DPR RI bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat bisa membuat mereka senang. Sebab, ada kebutuhan masyarakat yang tidak bisa diselesaikan di tingkat kabupaten/kota, atau provinsi, harus ada cantolan ke pusat.
“Saya banyak menangkap bahwa masyarakat ingin mengenal lebih dekat calonnya, tidak hanya dengan publikasi. Dialog langsung yang memberikan feedback. Karena dengan ini masyarakat banyak memberikan informasi yang diinginkan ke depan sehingga terjadi simbiosis mutualisme,” ujarnya. [dre]

Andi Budi ketika menemui masyarakat di kampung-kampung, Minggu (20/1).[andre/bhirawa]

Tags: