Ajak Pelajar Lestarikan Budaya Jawa, Kejari Kota Batu Gelar Macapat Idol 2

Suasana pembukaan Macapat Idol 2 yang dilaksanakan di ruang pertemuan Kantor Kejari Kota Batu, Senin (14/11). [anas bahtiar]

Kota Batu, Bhirawa
Upaya pelestarian seni dan budaya di kalangan pelajar tidak harus dilakukan oleh organisasi atau institusi seni. Di Kota Batu, upaya pelestarian tembang macapat atau seni puisi tradisional Jawa justru dilakukan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari), dengan menggelar Macapat Idol 2 yang pembukaannya dilaksanakan Senin (14/11) di Kantor Kejari Kota Batu.
Kejari Kota Batu menggandeng para pegiat seni tradisional Jawa di Malang Raya, Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Batu, dan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu. Adapun pesertanya dibagi menjadi dua kategori yakni, pelajar dan kategori umum.
Menurut Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Batu, Agus Rujito SH MH, seleksi Macapat Idol 2 kategori pelajar dilaksanakan pada 14 hingga 15 November, di Aula Pertemuan Kejari kota Batu. Di tanggal 15 November juga akan dilaksanakan seleksi Macapat Idol untuk kategori dewasa atau 17 tahun ke atas.
“Sedangkan Grand Final akan dilaksanakan tanggl 16 November yang digelar di Graha Pancasila Balai Kota Batu,” ujar Agus saat membuka Macapat Idol 2, Senin (14/11).
Sementara itu, Ketua Panitia Macapat Idol 2, Ki Sutopo menambahkan, untuk kategori pelajar diikuti sebanyak 45 peserta, mulai SD, SMP, dan SMA. Banyaknya peserta di kategori pelajar ini maka proses seleksi akan dilaksanakan selama dua hari.
“Untuk peserta kategori pelajat dengan nomor urut 1 sampai 23 akan tampil atau bertanding hari ini (kemarin). Adapun peserta nomor urut 23 hingga 45 akan bermain besok (hari ini, red), dan dilanjutkan dengan penampilan peserta kategori dewasa yang sebanyak 17 orang,” jelas Sutopo.
Dalam kategori pelajar, peserta membawakan dua tembang, yakni tembang wijil dan tembang kinanthi. Adapun untuk peserta kategori dewasa akan membawakan tembang sinom, dan tembang dandang gulo.
Ada tiga pegiat seni Tembang Jawa di Malang Raya yang telah dipersiapkan penitia menjadi dewan juri. Yaitu, ki Cokro, ki Surip, ki Marsam. Adapun yang akan menjadi fokus penilaian dewan juri ini di antaranya, kualitas suara, harmoni, dan sastra dalam tembang yang dibawakan mulai guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu.
Meskipun ada peserta pelajar yang belum bisa tampil kemarin (nomor 24 sampai 45), Sutopo mengarahkan untuk menjadikan momen untuk menyaksikan penampilan peserta lainnya.
“Peserta yang belum tampil hari ini bisa menyaksikan peserta lain yang tampil untuk bisa mengoreksi kekuarangan dirinya sendiri, sekaligus memperbaiki dan sekaligus dipersiapkan,” jelas Sutopo.
Sementara, Kadisparta Kota Batu, Arif Asshidiq mengatakan, Macapat Idol ini merupakan program dari Kejari Kota Batu, dimana Macapat Idol pertama dilaksanakan pada era Kajari Dr Supriyanto SH MH yang sekaligus menjadi penggagas.
“Program Macapat Idol ini merupakan upaya yang luar biasa dalam melestarikan budaya Jawa khususnya tembang macapat atau Puisi Bahasa Jawa,” ujar Arif.
Disparta juga berkomitmen akan terus dengungkan gebyar macapat ini, dan apresiasi kepada seluruh jajaran Kejari Kota Batu yang telah mendampingi, memfailitasi pembinaan macapat ini sehingga seni tradisional ini bisa lestari. [nas.fen]

Tags: