Bakorwil Fasilitasi Pariwisata Kota Probolinggo

Bakorwil V Jember, Tjahjo Widodo kunjungi kota Probolinggo.

Kota Probolinggo, Bhirawa
Kerja sama penguatanbidang pariwisata dilakukan Pemerintah Kota Probolinggo dengan Bakorwil V Jember. Saat menerima kunjungan Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) V Jember, Tjahjo Widodo disepakati kerjasama fasilitasi pengembangan wisata dan pasar ber-SNI antara Pemerintah Kota Probolinggo dengan Bakorwil 5 Jember.
Perbincangan diantara kedua belah pihak digelar di Gedung Sabha Bina Praja, Kantor Wali Kota Probolinggo. Dalam kunjungan ini, Bakorwil V Jember ingin membantu untuk mengembangkan fasilitas pariwisata yang ada di Kota Probolinggo. Kepala Bakorwil V Jember juga bahkan sempat menikmati city tour ke sejumlah tempat wisata yang ada di Kota Mangga ini.
Beranjak dari Kantor Wali Kota Probolinggo, rombongan menuju Museum Dr. Saleh hingga Gereja Merah, Klentheng Tri Dharma, Alun-alun kota, Bee Jay Bakau Resort hingga Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) juga tak luput dari rangkaian kunjungan. Rombongan berhenti di Museum Probolinggo untuk melihat segala potensi budaya yang ada di Kota Probolinggo.
Wali Kota Rukmini, Rabu 11/7 menyampaikan harapannya agar melalui kunjungan Kepala Bakorwil ini, kebutuhan Kota Probolinggo di sektor pariwisata bisa terpenuhi.
“Semoga dengan adanya kunjungan Kepala Bakorwil V Jember, kebutuhan terkait potensi pariwisata yang sudah ada ini bisa terpenuhi, termasuk bus pariwisata yang nantinya digunakan untuk city tour. Alhamdulilah Kepala Bakorwil V Jember mengapresiasi motif batik kita,” tutur Rukmini.
Kepala Bappeda Litbang, Rey Suwigtyo menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan salah satu langkah kerjasama antara Pemerintah Kota Probolinggo dengan Bakorwil. “Program city tour akan menjadi ikon di wilayah Bakorwil 5 Jember. Termasuk pasar yang Ber-SNI, yang diusulkan oleh Kepala Bakorwil adalah Pasar Baru,” jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP), Gatot Wahyudi menyatakan masih banyak kriteria yang harus dipenuhi untuk menuju pasar ber-SNI.
“Yang memungkinkan untuk menjadi pasar ber-SNI adalah Pasar Baru dan Pasar Kronong karena pasar ini yang sudah direvitalisasi. Dan, nanti harus dibuat pola baru untuk mengubah image masyarakat, baik pembeli maupun penjual agar mereka bisa menjaga, ikut memiliki pasar,” jelas Gatot.
Menurut Gatot, beberapa kriteria untuk menjadi pasar ber-SNI antara lain pasar harus memiliki ruang laktasi, CCTV, hingga monitor TV yang dapat menunjukkan perubahan harga terkini, tandasnya.
Proyek pembangunan Pasar Baru Kota Probolinggo yang tersendat, kini mulai dikerjakan. Salah satu tahapan yang telah berjalan adalah penetapan Managerial Konstruksi (MK). “Saat ini MK untuk pasar baru telah berjalan. Serta, telah menetapkan besaran anggaran Pasar Baru sebesar Rp 18 miliar dari total anggaran keseluruhan yang mencapai Rp 47 miliar,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Amin Fredi.
Kami sudah melimpahkan lelang pembangunan Pasar Baru ini ke ULP (unit layanan pengadaan). Dengan proyeksi masa pembangunan selama 5 bulan. Untuk progres pembangunan, tahun ini ditargetkan 35 persen. “Pasar baru ini akan dibangun 2 lantai. Namun, yang lantai 2 akan difungsikan sebagai tempat parkir. Sehingga, tidak ada sekat-sekat untuk di lantai 2,” ujarnya.
Anggota Komisi III DPRD Kota Probolinggo Hamid Rusdi meminta Dinas PUPR memantau jalannya proses pembangunan proyek tersebut. Karena bisa jadi, harapan Dinas PUPR berbanding terbalik dengan kenyataannya. “Nanti yang mengerjakan adalah kontraktor. Yang bisa jadi penyelesaiannya di luar ekspektasi,” paparnya.
Panjangnya proses pembangunan Pasar Baru ini, salah satunya karena ada ketentuan untuk menetapkan MK. Dimana penetapannya juga harus melalui proses lelang. Untuk MK ini anggaran yang disiapkan mencapai Rp 650 juta. Dengan nama pemenang MK PT Dewi Permata Mandiri dari Jember, tambahnya.(Wap)

Tags: