BKOW Jatim Gelar Seminar Pendidikan Politik bagi Perempuan

Ketua Umum BKOW Provinsi Jatim, Dra Gardjati Heru Tjahjono saat membuka acara rapat pleno dan seminar dengan tema ‘Urgensi Pendidikan Politik bagi Perempuan dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara’.

Surabaya, Bhirawa
Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jatim, menggelar rapat pleno dan seminar dengan tema ‘Urgensi Pendidikan Politik bagi Perempuan dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara’. Acara ini digelar di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Kamis (22/2).

Ketua Umum BKOW Provinsi Jatim, Dra Gardjati Heru Tjahjono menuturkan, seminar ini digelar dengan tujuan untuk memberi penyegaran dan menambah wawasan kepada pengurus dan anggota pleno BKOW Provinsi Jatim, untuk lebih memahami tentang politik dan segala sesuatu terkait di Pemilu di Indonesia, yang bisa bermanfaat kepada ibu-ibu yang ingin berkecimpung di dunia politik.

“Seminar tentang urgensi pendidikan politik bagi perempuan ini, BKOW Jatim mengundang narasumber Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih MPd. Beliau adalah sosok politikus perempuan yang sukses di Jatim, yang bisa memberikan inspirasi kepada perempuan lain di Jatim. Kiprahnya di legislatif juga telah terbukti memberikan perhatian kepada perempuan,” kata Gardjati.

Dengan telah diselenggarakannya seminar ini, istri mantan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono ini berharap, para peserta seminar meneruskan hasil seminar kepada pengurus organisasinya masing-masing dan GOW di seluruh Provinsi Jatim, serta lingkungannya.

“Secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim atas kerjasamanya yang baik, sehingga acara ini bisa terselenggara,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih mengatakan, politisi perempuan memiliki banyak kelebihan dibanding politisi pria. Diantaranya; politisi perempuan lebih telaten dengan isu-isu spesifik, telaten melakukan pengawalan, telaten merawat jaringan, memiliki cara komunikasi yang lebih berterima, dan dianggap tak suka berkonflik.

Saat ini, kata Hikmah, semakin banyak parpol yang memberi kepercayaan posisi strategis di partai maupun di lembaga kedewanan kepada politisi perempuan. “Perempuan bisa berpolitik tak harus memiliki cita-cita menjadi politisi sejak awal. Ada banyak yang karena ketidaksengajan. Memang lebih bagus kalau terencana, lewat studi dan aktivis sosial,” ungkapnya. [iib.why]

Tags: