Inflasi pada Beras Dipicu Mahalnya Harga Gabah di Petani

Kepala BI Malang, Samsun Hadi

Kota Malang, Bhirawa
Inflasi Bulan September 2023 Kota Malang tetap terkendali Badan Pusat Statistik (BPS), merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,18% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,07% (mtm). Secara tahun kalender dan tahunan Kota Malang tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,67% (ytd) dan 2,27% (yoy).

Kepala Bank Indonesia (BI) Malang, Samsun Hadi mengemukakan, jika Inflasi tahunan bulan September 2023 di Kota Malang tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi 3±1%.

“Inflasi periode September 2023 didorong terutama oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 1,29% (mtm), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,21% (mtm) dan kelompok transportasi 0,17% (mtm),”tukas Samsun.

Disampaikan peria asli Bangil Pasuruan itu, berdasarkan komoditasnya, inflasi Kota Malang terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas beras, bensin, biaya pulsa ponsel, cabai merah dan solar masing-masing dengan andil 0,23%; 0,09%; 0,02%; 0,01%; dan 0,01% (mtm).

“Inflasi pada komoditas beras terjadi seiring adanya kenaikan harga gabah di tingkat petani, masuknya musim tanam gadu, faktor cuaca El Nino, serta pemberhentian ekspor beras oleh negara produsen beras,”tukasnya.

Selain itu sambung dia, juga terjadi peningkatan harga BBM seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. Kenaikan biaya perguruan tinggi terjadi seiring memasuki tahun ajaran baru tahun 2023/2024.

“Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terutama terjadi pada komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih masing-masing dengan andil -0,06%, -0,04%, -0,03%, -0,02%, dan -0,02 (mtm),”tambahnya.

Samsun menyebut, penurunan harga pada komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras terjadi seiring dengan tercukupinya pasokan dan moderasi harga setelah sebelumnya sempat mengalami inflasi. “Deflasi pada cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih terjadi karena terpenuhinya pasokan,”tukasnya.

Meski begitu Inflasi di Kota Malang terpantau masih stabil meskipun ada kecenderungan naik. Itu terjadi lantaran, disebabkan faktor yang dapat berpotensi menjadi penyebab inflasi khususnya pada komoditas pangan seperti fenomena El Nino masih perlu diwaspadai. Karena BMKG memperkirakan bahwa fenomena El Nino masih akan bertahan hingga akhir tahun 2023.

Selain itu faktor kenaikan permintaan menjelang akhir tahun juga perlu diperhatikan. BI bersama pemerintah daerah terus melakukan Focus Group Discussion bersama dengan dinas dan lembaga terkait untuk membahas pendalaman isu mengenai perkembangan harga beras dan tantangan produksi komoditas beras di wilayah kerja BI Malang.

“Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan BI Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan koordinasi TPIP-TPID untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3 ± 1%.,”pungkasnya. [mut.bb]

Tags: