Jatim Dorong Pusat Buat Formulasi Tepat

Harga Daging(Tekan Harga Daging)
Pemprov Jatim,Bhirawa
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur M Ardi Prasetyawan mengaku kesulitan dalam memenuhi target harga daging sebesar Rp80 ribu/kilogram, sesuai permintaan Presiden Joko Widodo.
“Pada tahun 2015 hingga 2016, rata-rata harga daging di Jatim Rp90 ribu per kg ke atas. Tahun 2012 masih sekitar Rp85 ribu per kg. Memang permintaan Presiden Joko Widodo agar harga daging sapi di bawah Rp80 ribu sangat bagus kalau bisa kita lakukan, tapi untuk Jatim cukup berat untuk melakukannya,” ucap Ardi, Kamis.
Ardi yang ditemui dalam diskusi bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Museum Bank Indonesia, Surabaya, mengaku masih menunggu formulasi yang tepat dari pemerintah pusat terkait teknis menurunkan harga daging sapi hingga Rp80 ribu per kilogram.
“Ya ini kami masih menunggu keputusan dari Kementerian Perdagangan, karena harus rapat se-Indonesia. Kami harus melihat konsep teknis dalam rangka menekan harga daging menjadi Rp80 ribu,” katanya.
Ardi mengatakan salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan mengimpor daging sapi beku, meski demikian hal itu nantinya hanya untuk konsumsi hotel, restoran dan kafe.
“Kami mengharapkan tidak ada impor karena peternak kita jumlahnya banyak, dan Jatim adalah pusat ternak. Oleh karena itu angka Rp80 ribu mungkin sangat berat dicapai di wilayah Jatim,” katanya.
Ardi mengatakan persoalan harga daging sapi terkait juga dengan psikologis wilayah atau provinsi tetangga, dan apabila harga di luar turun, pasti harga di Jatim juga akan akan turun secara otomatis.
“Kalau harga daging sapi di Jatim saat ini rata-rata tidak tinggi, dan paling tinggi antara Rp103 ribu hingga 105 ribu per kilogram, karena kami memahami kebutuhan di bulan Ramadhan ini cukup tinggi,” katanya.
Ardi mengaku terus berupaya menekan harga tersebut, dengan cara menosialisasikan kepada pedagang dan peternak untuk menurunkan harga pengeluaran produksi dan pakan, sehingga harga daging sapi bisa turun.
“Kalau kita lihat di pasaran harga daging itu bervariasi, tapi yang umum ada di kisaran Rp103 ribu hingga 105 ribu per kilogram,” ucapnya.
Sementara itu dari Dinas Peternakan Jatim menyebut stok daging sapi sampai dengan  hari ERaya Idul Fitri masih sangat cukup. Kenaikan harga daging selama Ramadan diperkirakan tidak lebih dari 10 persen seperti tahun -tahun sebelumnya.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Ir Maskur MM, kenaikan harga daging sapi ini berkisar mulai  5 persen hingga 10 persen dari harga normal. Kondisi ini biasa terjadi saat  jelang Ramadhan hingga hari raya nanti. Harga itu akan stabil kembali setelah hari raya.
Maskur menambahkan, selain daging sapi, diprediksi akan terjadi kenaikan untuk produk peternakan lain, seperti daging ayam dan telur. Namun ia memastikan, produksi peternakan  di Jawa Timur sangat cukup, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Meski permintaan mulai naik, Disnak Jatim juga meyakinkan stok daging di wilayahnya sangat mencukupi. Setiap tahun, total produksi daging mencapai 476.241 ton. Rinciannya, daging sapi 95.430 ton, daging kambing 16.465 ton, ayam buras 35.885 ton, ayam ras petelor 203.139 ton dan daging ayam ras pedaging 390.055 ton.
Dari jumlah tersebut, hanya 60 persen  saja yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat Jatim. Sedangkan sisanya diekspor ke provinsi lain. Dari produksi 95.430 ton daging sapi per tahun, konsumsi masyarakat hanya berkisar antara 80.000-85.000 ton saja. Sehingga, masih ada kelebihan 10.000 ton daging sapi.
Masyarakat Surabaya, dikatakan Maskur tak perlu khawatir karena stok daging tetap aman. Mulai menjelang puasa hingga saat Lebaran nanti. Hingga triwulan pertama tahun 2016, kebutuhan daging di Jatim terserap 20 persen. Sedangkan, pada triwulan kedua, konsumsi dipastikan naik hingga 10 persen menjadi 30 persen.  [rac.ant]

Tags: