Jelang Julang #3 Hadirkan 57 Selendang Hasil Inspirasi Kelurahan di Kota Malang

Inisiator Jelang Julang #3, Fikrah Ryanda Saputra menunjukkan salah satu motif dari Kecamatan Klojen dalam pameran Seni Kriya Tekstil dan Sandang Jelang Julang #3 di gedung MCC Kota Malang, Kamis (18/1).

Kota Malang, Bhirawa
Pameran Kriya Tekstil dan Sandang bertajuk Jelang Julang #3 di Malang Crative Center (MCC) Kota Malang. Pameran hasil kolaborasi Hamparan Rintik, Batik Blimbing dan Griya mulai Kamis (18/1) hingga Selasa (23/1) mendatang.

Jelang Julang #3 menampilkan 57 motif selendang yang diangkat dari 57 kelurahan di Kota Malang. 57 motif stilasi baru tersebut terinspirasi dari berbagai ikon gedung, monumen, nama-nama tanaman dan toponiminya, kerajinan, kuliner khas, dan semua cerita tentang setiap kelurahan.

Fikrah Ryanda Saputra inisiator pameran menuturkan, pameran ini berisi tentang motif dari 57 kelurahan di Kota Malang. Selain pameran, juga ada lomba-lomba, pameran UMKM, kuliner dan aneka workshop tentang kriya dan tekstil.

“Tujuannya adalah mengedukasi dan mengenalkan kerajinan tekstil hasil dari para perajin selama ini kepada para pelajar. Sementara workshop ditujukan kepada masyarakat umum sebagai edukasi tentang proses pembuatan kain,” ungkapnya di sela pembukaan pameran, Kamis (18/1) kemarin.

Fiko sapaan akrabnya itu, menambahkan, event ini merupakan pameran Jelang Julang yang ketiga, tetapi untuk pertama kalinya mengangkat tema 57 motif kelurahan. Selendang-selendang bermotif yang dipamerkan ini memadukan tiga teknik, yakni Batik Tulis, Shibori dan Ecoprint, yang merupakan kerja sama dengan Aulia Rismawati dari Batik Blimbing, dan Meilina dari Griya Madukara, hasil dari observasi selama 1,5 tahun terakhir serta enam bulan proses membatik.

“Kami berkeliling meihat landmark dan ikon daerah masing-masing, melakukan wawancara kepada warga serta mencari bahan riset dari jurnal-jurnal,” ujarnya.

Dikatakan Fiko, pada setiap kelurahan punya cerita sendiri-sendiri yang menarik untuk dijadikan motif batik.

“Agar tidak terpaku pada topeng dan tugu saja,” tukasnya.

Ia memberi contoh, pada kawasan Kidul Dalem, Kecamatan Klojen. Balai Kota dan tempat ibadah ikonik seperti Gereja Kayutangan dan Masjid Agung Jamik dapat dijadikan motif yang menarik. Sementara di wilayah Kelurahan Polehan di Kecamatan Blimbing, motifnya terinpirasi dari kata pule yang berasal dari nama pohon pule (alstonia scholaris) serta banyaknya jalan yang diberi nama tokoh pewayangan.

Adapun kelurahan Lowokwaru yang diambil dari tanaman waru memiliki daun dan bunga yang menjadi inspirasi motifnya. Hal yang sama juga diterapkan dalam menetukan motif bagi wilayah Kelurahan Sukun dan Kedungkandang.

“Harapannya ini bisa jadi agenda tahunan, sehingga tahun depan tiap kelurahan sudah punya gambar, motif maupun souvenir khas-nya sendiri. Biarkan Malang menjadi kota kreatif,” tegas pria asal Dinoyo ini.

Dijelaskan Fiko, kegiatan ini juga melibatkan pelaku kreatif dalam workshop bersama 11 perajin lintas komoditi. Sementara agar berdampak secara ekonomi, pihaknya menggandeng UMKM yang kebanyakan dari kuliner serta sejumlah mahasiswa dan perwakilan perajin dari masing-masing kelurahan serta teman-teman disabilitas.

“Harapannya selanjutnya, pameran ini bisa menjadi destinasi wisata bagi kota Malang,” tandasnya.

Kepala Bidang Perindustrian Diskopindag Kota Malang, Yuke Siswanti sangat mengapresiasi terselenggaranya pameran ini.

Djelaskan Yuke, potensi Kota Malang ini semoga bisa masuk dalam kalendar event tahunan yang gaungnya dapat tersebar luas bukan hanya regional, namun tingkat nasional bahkan sampai mancanegara.

“Dengan tema ‘Malang Nggeber Cerita’ di sini ada 57 cerita yang menarik untuk disampaikan ke dalam bentuk motif. Sehingga menjadi kewajiban bagi Pemkot Malang untuk mempromosikan lewat kelurahan, misalnya souvenir dari wilayahnya masing-masing agar masyarakat mau mengeksplor potensinya,” paparnya.

Yuke juga berharap dengan menjadi agenda tahunan, pameran ini bisa meningkatkan potensi wisata Kota Malang.

Pembukaan Jelang Julang #3 ini juga dihadiri sejumlah pejabat dari 5 Kecamatan serta dimeriahkan tari dari anak-anak down syndrome Disabilitas Dance Community, peragaan busana model dari 3 konseptor pameran, serta persembahan lagu dari Maryjona, penyanyi berbakat asal Malang.

Adapun aneka workshop dan lomba akan digelar selama pameran hingga Selasa, 23 Januari 2024 mendatang. [mut.gat]

Tags: