Kemen PUPR Bangun Jembatan Kretek Dua Hubungkan Jalur Pansela Banten-Jawa Timur

Pekerjaan pembangunan Jembatan Kretek 2 di wilayah Kab Bantul, Provinsi DIY dalam tahap penyelesain Kemen PUPR

Kab Malang, Bhirawa.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga tengah menyelesaikan konstruksi Jembatan Kretek 2 yang berlokasi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sedangkan jembatan tersebut panjangnya  2,01 kilometer (km), yang membentang di atas Sungai Opak dan menghubungkan antara Desa Tirtohargo dengan Desa Parangtritis. 

Sedangkan jembatan itu, kata Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono, dalam rilisnya pada Minggu (12/12), kepada wartawan, juga merupakan bagian dari akses Jalan Pantai Selatan (Pansela) Jawa sepanjang 1.604 km yang terkenal akan kawasan pariwisata pantai yang membentang dari Provinsi Banten hingga Provinsi Jawa Timur (Jatim). Peningkatan kondisi jalan Pansela Jawa diharapkan dapat menjadi jalur wisata di wilayah  pesisir Pantai Selatan serta memperlancar konektivitas Pulau Jawa bagian selatan. Sehingga dapat mengurangi kesenjangan dengan wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa yang potensi ekonominya lebih maju. 

“Kita terus promosikan jalur Pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat selatan. Karena tidak hanya jalannya yang bagus, namun juga memiliki pemandangan yang indah panoramanya dan terdapat banyak obyek wisata,” ungkapnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Provinsi DIY, Jawa Tengah (Jateng) Julian Sitomorang mengatakan, saat ini progres konstruksi Jembatan Kretek 2 sudah mencapai 63,27 persen dan sesuai kontrak, dan jembatan itu ditargetkan selesai pada Januari 2023 mendatang.  Sedangkan untuk progres pekerjaan pada struktur bawah telah selesai semua, termasuk pondasi dan pier-nya. “Untuk saat ini kita mengerjakan erection girder, sementara pekerjaan aspal dan deck slab juga paralel kita kerjakan,” jelasnya.

Dia menambahkan pembangunan Jembatan Kretek 2 memiliki tantangan tersendiri, karena lokasi jembatan berada di wilayah yang rawan gempa dan likuifaksi atau pergerakan tanah. Namun demikian, pihaknya sudah menggunakan teknologi khusus agar umur jembatan dapat bertahan sesuai rencana, yakni bisa mencapai 100 tahun. Sedagkan di lokasi Jembatan Kretek 2, terdapat Sesar Opak, dan sesar ini merupakan sesar aktif, sehingga potensi terjadi gempa bumi dan pergerakan tanah.                “Oleh karena itu, agar kuat menahan gempa maka kita menggunakan teknologi LRB Lead Rubber Bearing (LRB) untuk meredam gempa. Serta juga menggunakan Mechanically Stabilized Earth (MSE) Wallyang  berguna sebagai proteksi lereng di area timbunan,” jelas Julian.

Selain itu, lanjut dia, juga untuk mengantisipasi terjadi likuifaksi, dan juga   menggunakan soil replacement atau metode perkuatan tanah sedalam 3 meter untuk menggantikan tanah yang terlikuifaksi, dan penancapan tiang pancang dilakukan sampai ke lapisan tanah yang tidak terlikuifaksi. Dan untuk pembangunan Jembatan Kretek 2 menelan anggaran sebesar Rp 364 miliar yang berasal dari dana loan Islamic Development Bank (IsDB). Sedangkan jembatan tersebut akan memiliki 4 lajur dan 2 jalur. Serta diatas jembatan akan terdapat jalur khusus untuk pejalan kaki, namun tidak berupa trotor melainkan pedestrian yang dipisahkan dengan barrier.

Julian juga menjelaskan, Jembatan Kretek 2 menggunakan struktur atas Peripheral Component Interconnect (PCI) Girder atau balok beton yang didesain ramping dengan bentang utama 40 meter, dengan pondasi bored pile atau suatu pondasi yang dipasang dengan cara mengebor tanah dengan diameter tertentu hingga mencapai kedalaman yang sudah ditentukan, yang dipasang pada jembatan utamanya.”Selanjutnya untuk ornamen jembatan, digunakan beberapa ornamen yang tentunya merupakan ciri khas Daerah Istimewa Yigyajakarta,” pungkasnya. [cyn]

Tags: