Kontroversi Agama Musuh Pancasila

Saat ini publik tengah ramai memperbicangkan isu Agama musuh Pancasila akibat dari pernyataan kontroversial dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi. Sontak, pernyataanya tersebut mengundang munculnya berbagai kritik dari berbagai pihak. Padahal, sudah jelas bahwa kajian tentang agama dalam Pancasila, tercantum dalam sila ke-1 Pancasila, yang bunyinya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Merujuk dari republika.co.id (13/2), secara subtansi, agama positif untuk Pancasila. Malah dalam Pancasila ada sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan itu diakui dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (1), yang menyatakan bahwa negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Bahkan, hal tersebut termuat dalam penjelasan pembukaan UUD 1945,yaitu pokok pikiran ke-4. Rumusan tersebut menujukkan bahwa negara Indonesia berdasarkan Pancasila, bukan negara sekuler yang memisahkan negara dan agama.
Begitupun merujuk dalam Salamuddin & Candiki Repantu (2015), melalui bukunya yang berjudul: Teokrasi Kontemporer, Integrasi Teologi dan Politik dalam Negara Islam, dijelaskan bahwa teokrasi merupakan pandangan yang menganggap atau menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara negara dan agama dalam arti kata lain, antara negara dan agama diyakini oleh aliran pandangan ini sebagai dua hal yang tidak bisa di pisahkan, (Salamuddin & Candiki Repantu, 2015).
Agama dan Pancasila saling sejalan, tidak pernah ada konflik diantaranya. Agama menjadi pandangan hidup bagi para pemeluknya, dan Pancasila menjadi pandangan hidup bagi Bangsa Indonesia yang juga umat beragama. Bisa kita simpulkan bahwa nilai-nilai yang ada dalam Pancasila merupakan turunan dari nilai – nilai agama. Begitupun, sebaliknya. Jadi memahami pernyataan kontroversial dari Kepala BPIP tentang agama dan Pancasila, setidaknya kita sebagai warga negara bisa dewasa, bijak dan arif dalam mempersepsikan.
Artinya, tidak ada salahnya kita mempersepsikan secara positif. Bukan sebaliknya seperti yang saat ini ramai yang justru dipersepsikan secara negatif. Jadi, jangan menilai agama dan Pancasila yang tidak baik, tetapi oknumnya yang harus diperbaiki. Agama tidak pernah memusuhi Pancasila, begitupun sebaliknya. Bahkan orang yang taat beragama secara baik akan mendukung Pancasila tetap sebagai ideologi Indonesia. Pernyataan bahwa agama merupakan musuh Pancasila harus segera diperbaiki atau diklarifikasi maksud sebenarnya agar tidak menimbulkan kegaduhan.
Asri Kusuma Dewanti
Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Rate this article!
Tags: