Maryoto Birowo: Pasar Hewan di Kabupaten Tulungagung Tutup Sementara Dua Pekan

Kegiatan pedagang di pasar hewan Tulungagung selama dua pekan ini dihentikan sementara untuk memutus mata rantai PMK.

Tulungagung, Bhirawa
Kendati Kabupaten Tulungagung masih dinyatakan bebas dari penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK), Pemkab Tulungagung melakukan penutupan sementara pasar hewan setempat selama dua pekan. Yakni mulai Senin (16/5) sampai dengan Minggu (29/5) mendatang.

Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, mengatakan penutupan sementara untuk menghindari Tulungagung dari wabah PMK. Terlebih banyak pedagang di pasar hewan yang berasal dari luar daerah.

“Pedagang di pasar hewan banyak juga yang berasal dari luar Tulungagung. Banyak sekali sampai ada yang dari Pacitan dan Jawa Tengah. Karena itu yang paling bagus kami tutup sementara pasar hewan,” ujarnya.

Ia menyebut penutupan sementara pasar hewan sampai masa inkubasi virus PMK usai dan itu berlangsung selama 14 hari.

“Setelah itu (saat pasar hewan dibuka kembali) bagi pedagang yang dari luar daerah harus menunjukkan surat keterangan sehat hewan yang dijual dari dinas peternakan setempat,”sambungnya.

Bupati Maryoto Birowo selanjutnya membeberkan pasar hewan yang ditutup adalah pasar hewan yang menyediakan penjualan sapi, lembu dan kerbau. Sementara untuk tempat perdagangan kambing yang bersifat lokal masih diperbolehkan untuk buka.

“Yang ditutup sementara yang di Pasar Hewan Terpadu (PHT) dan Pasar Hewan Ngunut. Pasar hewan tersebut diperjual belikan sapi, lembu dan kerbau,” paparnya.

Sebelumnya, Sekda Tulungagung,Sukaji, juga telah mengeluarkan surat terkait penutupan sementara pasar hewan. Penutupan sementara pasar hewan dilakukan karena pasar hewan sangat berisiko tinggi terhadap penyebaran PMK.

Dalam surat tersebut juga disebutkan jika penutupan pasar hewan dikecualikan pada pasar ternak kambing skala lokal Tulungagung dengan persyaratan harus dilakukan disinfektan.

Sementara itu, di Pasar Hewan Ngunut, sejumlah pedagang mengaku jika harga ternak sapi mengalami penurunan paska merebaknya PMK di berbagai daerah di Jatim. Penurunan harganya sampai Rp 1 juta.

“Sekarang susah. Selain harga turun. Penjualannya juga turun,” ujar Yusuf salah seorang pedagang.

Ia menyebut penjualan menurun karena banyak pembeli sapi yang berasal dari daerah yang kini terserang wabah PMK.

“Karena ada PMK, mereka tidak bisa masuk Tulungagung,” ucapnya. (wed.gat)

Tags: