Mas Bechi dan OPSHID Resmikan 66 Unit Rumah Gratis

Mas Bechi serahterimakan Rumah Syukur Layak Huni secara gratis kepada warga yang membutuhkan.

Surabaya, Bhirawa
Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa (OPSHID FKYME) resmikan 66 unit rumah gratis di seluruh Indonesia Raya. Program ini bernama Rumah Syukur Layak Huni.

Angka 66 unit ini merupakan rekor terbanyak organisasi, sepanjang sejarah berjalannya program santunan Rumah Layak Huni oleh OPSHID, sejak tahun 2008.

Dikomandoi langsung oleh Pimpinan dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat OPSHID (DPP OPSHID), M. Subchi Azal Tsani atau akrab disapa Mas Bechi. OPSHID meraih capaian luar biasa pada momen Sumpah Pemuda Tahun ini. Sebanyak 66 unit rumah tersebut diserahterimakan dalam acara Tasyakkuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke – 95.

Acara seremonial dilangsungkan di kawasan Pesantren Majma’al Bachroin Chubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Losari – Ploso – Jombang.

“Pada Tasyakkuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke – 95 ini OPSHID diantaranya mengadakan pembangunan 66 unit Rumah Syukur,” ungkap sekretaris DPP OPSHID, Mulyono.

Dalam semangat Sumpah Pemuda ini, menurut Mul sapaannya, diungkapkan dengan pembangunan 66 unit rumah tersebut, OPSHID ingin membangun jiwa Bangsa Indonesia.

“Spirit dari pembangunan rumah ini tentu kita ingin membangun jiwa. Kita bisa lihat kehidupan masyarakat seringkali dipandang sebelah mata. Kami ingin saudara-saudara kita merasakan kemerdekaan dan perlakuan yang sama,” tambah dia.

Dalam kurun waktu kurang dari 40 hari, OPSHID telah menyelesaikan sebagian besar pembangunan rumah tersebut, terhitung sejak peletakkan batu pertama serentak pada 17 September 2023. Selain waktu yang cepat, pembangunan pun menggunakan material terbaik.

Berbeda dengan program bedah rumah pada umumnya yang hanya merenovasi sebagian rumah, program Rumah Syukur Layak Huni membongkar total rumah yang tidak layak huni, dan dibangun kembali, 100 persen gratis. Baik material, tenaga kerja, konsumsi dan operasional, semua ditanggung oleh OPSHID.

Proyek Rumah Syukur ini non-politik. Penentuan penerima Rumah Syukur tidak didasarkan pada murid Shiddiqiyyah atau bukan. Bahkan ada penerima yang berasal dari agama lain.

“Rumah Syukur ini untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memang membutuhkan, tidak hanya Shiddiqiyyah”, jelas Mulyono.

Ia juga melanjutkan, sumber dana utamanya dari OPSHID, dan dukungan dari organisasi di lingkungan Shiddiqiyyah.

Pada acara Tasyakkuran ini hadir juga salah satu penerima Rumah Syukur, yaitu Anjelika Wulandari yang berasal dari Kab. Semarang. Pada wawancaranya, Wulan bercerita telah dibangunkan rumah oleh OPSHID.

“Saya dibangunkan rumah. Sebelumnya saya tidak punya rumah, saya numpang di tempat Pakdhe. Rumahnya dibangun total dari awal sampai selesai,” tuturnya. Setelah itu Wulan mengungkapkan rasa syukurnya karena telah dibangunkan rumah. [ina]

Tags: