MI Muhammadiyah Probolinggo Terapkan Metode Pembelajaran Efektif

MI Muhamadiyah mencoba menggunakan wastafel portabel sensor otomatis. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Adanya pandemi Covid 19 memaksa dunia pendidikan menyesuaikan diri. Dengan menggelar pembelajaran secara online atau dalam jaringan. Begitu juga dengan MI Muhammadiyah, Kota Probolinggo. Meski di tengah pandemi, metode pembelajaran harus tetap efektif. Namun, esensi pendidikan haruslah tetap sama, tak boleh tergerus oleh pandemi.
Menurut Kepala MI Muhammadiyah 1 Kota Probolinggo, Hanafi, pendidikan di tengah pandemi, metode pembelajarannya harus efektif. Agar efektif sekolah, khususnya guru, dituntut terus berkembang, inovatif, kreatif, menularkan semangat positif, dan beradaptasi dengan teknologi. Sehingga, metode pembelajaran yang disampaikan siswa menarik dan mudah dipahami.
Menurutnya, keberhasilan pendidikan bukan hanya menjadi tugas guru. Tetapi, tanggung jawab bersama. Baik sekolah sebagai lembaga pendidikan, pemerintah, dan juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.
“Sebab, pendidikan adalah jalan menuju peradaban. Bagaimana agar generasi penerus ini memiliki akhlak yang baik, ilmu yang berkualitas, dan berwawasan luas,” jelasnya, Senin (10/5) kemarin.
Masa pandemi, kata Hanafi, telah membelenggu semua sektor. Begitu juga pendidikan di MI Muhammadiyah 1 Kota Probolinggo. Namun, kini para peserta didiknya, guru, maupun orang tua, sudah tidak sabar ingin segera keluar dari kondisi ini. Semua ingin menjalani hidup normal kembali seperti sebelumnya.
“Kita sama – sama berdoa, mudah – mudahan pandemi Covid 19 segera berakhir. Saya lihat anak-anak begitu antusias ingin cepat – cepat sekolah dibuka lagi,” katanya.
Sambil berharap kondisi segera pulih, MI Muhammadiyah menyatakan, siap melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada tahun ajaran baru 2021. Seiiring dengan peningkatan zona kuning menuju hijau Kota Probolinggo.
Berbekal Protokol Kesehatan (Prokes) yang selama ini telah menjadi kebiasaan baru, MI Muhammadiyah juga terus berbenah membekali segala sarana dan prasarananya. Agar mumpuni dalam memutus mata rantai penyebaran Virus Corona di lingkungan sekolah.
“Wastafel suci tangan selama ini sudah ada di setiap depan kelas. Lengkap dengan sabun cuci tangan. Masker, pengecekan suhu, faceshield, juga sudah disiapkan saat sekolah dibuka nanti. Bahkan, di pintu gerbang sekolah sebelah timur dan utara, sengaja disiapkan wastafel dengan menggunakan sensor untuk meminimalisasi kontak dengan orang lain,” jelas Hanafi.
Pelaksanaan PTM di MI Muhammaduyah 1 Probolinggo ini harus memprioritaskan keselamatan dan kesehatan anak didik. Kalaupun nantinya boleh masuk semua, full 100% saat tahun ajaran baru sudah sangat siap. Namun, tentu saja kami tetap mengacu pada peraturan pemerintah daerah dan komite sekolah sebagai perwakilan orang tua,” tegas Hanafi.
Terapkan Student Award, Target Lulusan Hafal Juz 30. Meski para siswa belajar dari rumah secara Daring, namun semangat belajar pelajar MI Muhammadiyah 1 Kota Probolinggo tak surut. Mereka terus terpacu untuk tetap mengukir prestasi. Meski di masa pandemi.
Dalam setahun terakhir, prestasi yang diukir siswak MI Muhammadiyah, cukup banyak. Pihak sekolah juga masih terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas lulusannya. Kini, manajemen menggagas sebuah penghargaan tunggal untuk peserta didik terbaik dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas ragam prestasi yang diraih dari minat dan bakat mereka melalui penghargaan Student Award 2021.
Student Award 2021 ini kali pertama dilaksanakan. Bisa jadi, MI Muhammadiyah satu – satunya lembaga pendidikan di Kota Probolinggo yang menerapkannya. ”Prestasi didapat dari sebuah proses panjang. Dibangun dari upaya dan usaha yang di dalamnya ada sinergitas yang berjalan dengan baik. Kami berharap penghargaan Student Award 2021 MI Muhammadiyah 1 ini dapat memacu para siswa lain untuk meraih prestasi yang lebih berkualitas lagi,” tutur Hanafi.
Komitmen MI Muhammadiyah 1 dalam mempersiapkan para siswa menjadi lulusan terbaik, diwujudkan dengan berbagai program inovasi. Salah satunya pembiasaan Berbahasa Inggris. Sebelum pandemi, minat para siswa berbahasa Inggris terlihat di lingkungan sekolah. Ketika sekolah kembali dibuka atau menerapkan PTM lagi, sekolah akan memantapkan pembiasaan ini. Salah satunya menerapkan English Area.
“Target kami, lulusan MI Muhammadiyah bukan hanya fasih Berbahasa Inggris, tapi juga hafal Alquran minimal 1 juz. Yakni, juz 30. Ini minimal. Anak-anak ini cepat bisa baca Alqurannya dengan menggunakan metode tajdied yang mengombinasikan otak kanan dan otak kiri,” tambah Hanafi. [wap]

Tags: