Parpol Tak Diminati sebagian Anak Muda

Jakarta, Bhirawa.
Anggota DPR RI Bramantyo Suwondo melihat, pada periode 2019-2024 ini, banyak anak muda yang berusia dua puluhan tahun atau dibawah empat puluhan  tahun, masuk menjadi anggota legislatif. Mereka memberi warna dan pandangan yang lebih holistik lagi dalam berbagai macam pembahasan isu-isu di DPR. 

“Di Komisi X, saat kita sedang membahas RUU Sistem Keluarga Nasional dan isu-isu pendidikan, kebijakan pendidikan, banyak hadir anggota parlemen yang muda-muda. Mereka pastilah memberikan perspektif, pandangan dan representasi dari generasi milenial,” papar Bramantyo  Suwondo (Demokrat) dalam dialektika demokrasi bertajuk “Peran Pemuda di Kancah Politik Nasional”, akhir pekan. Nara sumber lainnya, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto dan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.

Bramantyo lebih jauh menilai, antipati terhadap politik di kalangan anak muda, masih tinggi. Hal ini jatuh kepada pemahaman atau kesepahaman yang terbangun selama ini. Bahwa dunia politik itu tidak benar-benar melayani ataupun menjadi perhatian dari masyarakat.

Dikatakan, di kalangan anak muda masih banyak yang belum mengerti, bahwa partisipasi masyarakat adalah penting terhadap demokrasi di Indonesia. Dengan mengajak kaum muda untuk berpartisipasi langsung dalam per-politikan. Bisa diharapkan,masyarakat jadi lebih mengerti dan lebih mau berpartisipasi.

” Masyarakat bisa lebih menyuarakan harapan-harapan mereka. Kebijakan-kebijakan itu akhirnya bisa menggambarkan apa yang diinginkan masyarakat, bisa terwujud,” pungkas Bramantyo.

Ketum PP Pemuda Muhamadiyah Sunanto berujar; Spirit Sumpah Pemuda, adalah satu bentuk kedaulatan budaya. Kalau proklamasi Kemerdekaan itu bentuk kedaulatan politik. Jadi, sumpah pemuda dengan spirit ke Indonesian.

“Berkumpul nya anak muda itu, sampai saat ini tetap menjadi tonggak gerakan-gerakan pemuda,” papar Sunanto

Dikatakan, tetapi problem terbesar didalam kompeksitas per-politikan tadi, apakah keteladanan anak muda sebagai perekat dalam dunia politik sudah pernah terjadi atau tidak. Atau anak muda tetap memberikan parsialitas politiknya dengan masuknya ke berbagai politik. Maka politiknya hanya menjadi politik identitas semata.

Adi Prayitno melihat para aktivis biasanya dilakukan para anak muda. Mereka terlibat dalam persoalan-persoalan politik secara umum yang protes adalah para anak muda. 

Tentang keterkaitan pemuda dengan Partai Politik (Parpol), menurutnya, persepsi anak muda terkait Partai, cukup rendah,hanya sekitar 45% saja. Mereka menyatakan, Partai itu, buruk. Bahkan mereka menilai, kinerja Partai terkait pandemi Covid-19 nyaris tidak mereka rasakan. Bantuan ekonomi atau bantuan kesehatan dari Parpol, hampir tak pernah kelihata.

“Menurut kalangan anak muda, Parpol sangat buruk. Dari 80 juta anak muda, sekitar 8% tidak peduli dan tidak merasa menjadi bagian dari Parpol. Padahal, negara ini dikuasai atas dasar kerja Parpol. Tapi anak muda tidak suka dengan Parpol. Inilah anomali dan menjadi paradoks,” ungkap Prayitno. (ira).

Tags: