Pembangunan Proyek JJLB dan JJLT Masuk Tahap Tender

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Proyek Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Jalur Lingkar Luar Timur (JLLT) saat ini sudah memasuki tahap tender. Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati mengatakan dua proyek infrastruktur JLLT dan JLLB sama-sama cepat dalam proses pengerjaannya karena sebagian besar lahan yang dilalui sama-sama dimiliki pengembang.
”JLLT relatif cepat karena lahan sudah banyak dikuasai pengusaha serta sudah ada izin. Namun dulu kan sempat proyek tol tidak jadi sehingga proses pembebasan lahan juga cepat seperti JLLB. Lahan yang dimiliki pengembang tol itu sekitar 30 persen lebih,” ungkapnya, Selasa (10/4).
Sedangkan jumlah persil di JLLT yang dibebaskan kata Erna sekitar 450 persil. “Nantinya untuk JLLT lebih banyak flyovernya dan ada juga lahan sepanjang 2 km milik Pakuwon akan dihibahkan ke Pemkot Surabaya,” tambah Erna.
JLLT sendiri rencananya akan memiliki panjang sekitar 16 km yang menghubungkan kawasan Suramadu hingga Gunung Anyar. JLLB lebih panjang 2 km atau mempunyai panjang 18 km yang menghubungkan Lakarsantri hingga Romo Kalisari
Sementara itu Wali Kota Tri Rismaharini sebelumnya merasa optimistis pembangunan JLLB lebih cepat selesai dibandingkan JLLT. Pasalnya, jalur yang dilalui JLLB lebih banyak dikuasai oleh pengembang perumahan.
‘JLLT dan JLLB sudah tender. Untuk JLLT ada dua ruas yang pertama Kenjeran menghubungkan Arief Rahman Hakim dan juga utara. Kalau JLLB kita konsentrasi yang sekitar Stadion Gelora Bung Tomo,” kata Risma.
“Kalau JLLB 70-80 persen lahannya pengembang dan mereka sendiri yang mengerjakan, kita sisanya,” ujar Risma. Alasan JLLT harus dikebut pengerjaannya disebabkan jalur Middle East Ring Road (MERR) saat ini sudah mulai padat pada jam tertentu. “Sekarang semua larinya ke MERR, makanya JLLT harus segera,” tambahnya.
Sedangkan peran JLLB dipandang sangat strategis dalam menunjang pengembangan Kota Pahlawan, khususnya di wilayah barat. Jalan tersebut akan menghubungkan terminal pelabuhan Teluk Lamong dengan kawasan industri dan bisnis di Surabaya selatan.
Dengan demikian, geliat ekonomi di sepanjang kawasan yang dilalui JLLB akan meningkat. Selain itu, JLLB juga akan terkoneksi dengan tol Surabaya-Mojokerto (SuMo) dan tol Surabaya-Gresik.
Risma mengatakan, jika JLLB resmi beroperasi, kepadatan lalu lintas di tengah kota bisa terurai. ”Biasanya orang kalau mau menuju Gresik atau Surabaya utara mesti lewat tengah kota. Dengan adanya JLLB, masyarakat tidak perlu melewati tengah kota,” kata Risma. [dre]

Tags: