Pemkot Siapkan Rp 9 Miliar untuk Ubah Wajah Dolly

Petugas kepolisian memasang police line di Wisma Putri Ayu setelah dilempari batu oleh pemuda tak dikenal, Selasa (17/6).

Petugas kepolisian memasang police line di Wisma Putri Ayu setelah dilempari batu oleh pemuda tak dikenal, Selasa (17/6).

Kota Surabaya, Bhirawa
Berbagai tudingan muncul jelang deklarasi pengalihfungsian lokalisasi Dolly-Jarak Rabu (18/6) hari ini.  Warga juga penasaran mau dijadikan apa kawasan eks lokalisasi Dolly nantinya.
Tak gentar dengan berbagai tudingan, Pemkot Surabaya pun terus meyakinkan publik akan nasib eks lokalisasi Dolly -Jarak pasca deklarasi penutupan.
Pemkot sendiri telah membuat persiapan yang matang untuk menjalankan program pengalihfungsian. Tentu faktor ekonomi yang selama ini selalu dijadikan alasan warga terdampak menjadi pertimbangan utama.
Di luar bantuan modal untuk para mucikari dan PSK, Pemkot Surabaya juga sudah menyiapkan berbagai sarana infrastruktur guna mengganti sumber pendapatan dari profesi sebelumnya. Dengan demikian, PSK, mucikari dan warga terdampak bisa tetap mendapatkan nafkah tiap bulan dari lapangan kerja baru.
Terkait rencana wajah Dolly pasca pengalihfungsian nantinya, Wali kota Surabaya Tri Rismaharini buka suara soal wajah baru Dolly nanti. Risma mengatakan bahwa pemkot akan membangun sebuah gedung enam lantai di eks lokalisasi Dolly.
Di mana lantai dasar bakal difungsikan sebagai sentra PKL. Lantai dua untuk usaha makanan kering, lantai tiga dan empat khusus untuk perpustakaan dan komputer. Sedangkan lantai lima akan digunakan untuk taman bermain anak-anak serta balai RW yang ada di lantai enam.
“Gedung itu dilengkapi dengan lift. Anggaran yang disiapkan sebesar Rp 9 miliar,” papar Risma.
Tentu di samping itu pemkot juga akan membangun sarana penunjang lain seperti sarana olahraga dan perdagangan. “Apa saya salah ketika berusaha memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga? Tenang saja, kami tidak akan lari dari tanggung jawab menjamin ekonomi warga. Di Liponsos Keputih, 1.200 penderita psikotik yang 95 persen bukan orang Surabaya saja dirawat oleh Pemkot Surabaya. Masa, rehabilitasi Dolly ini saya lepas tangan,” papar mantan Kepala Bappeko ini.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya Supomo menambahkan, pihaknya memahami betul apa yang dibutuhkan warga lokalisasi berdasar pengalaman deklarasi alih fungsi sejumlah lokalisasi sebelumnya. Oleh karenanya, Dinsos menyiapkan skema rehabilitasi yang menyentuh berbagai aspek meliputi sosial, pendidikan, dan ekonomi.
Keseriusan Pemkot Surabaya dapat dilihat pada kondisi eks lokalisasi seperti Dupak Bangunsari, Tambakasri, Sememi dan Klakahrejo. Di keempat wilayah tersebut kondisinya saat ini sudah berubah jauh lebih baik.
Pemkot sudah mengucurkan Rp 28 miliar untuk penyediaan lapangan pekerjaan. Juga Rp 16 miliar untuk tempat pelatihan, balai RW, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta sarana olahraga.  “Niatan pemkot ini adalah untuk kebaikan warga. Insyaallah tidak ada satu pun pelanggaran HAM saat deklarasi alih fungsi Dolly besok (hari ini),” kata Supomo.
Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyerahkan bantuan untuk mantan PSK di Gang Dolly kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Selasa (17/6).
Bantuan senilai Rp 7, 3 miliar tersebut bakal dibagikan kepada 1.449 mantan PSK Gang Dolly. Direktur Rehabilitasi Sosial dan Tuna Sosial Kemensos Sonny W Manalu, mengatakan penutupan tersebut menjadi komitmen bersama dan tanggung jawab Kemensos, Gubernur Jatim dan Wali Kota Surabaya.
“Bantuan sudah diantar kepada Ibu Risma, kami berharap bisa diproses,” jelas Sonny.
Menurutnya, bantuan tersebut bakal diserahkan kepada mantan PSK melalui transfer ke rekening masing-masing. Setiap mantan PSK bakal menerima bantuan senilai Rp 5.050.000. Secara rinci bantuan itu terdiri atas bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) senilai Rp 3 juta, bantuan jaminan hidup Rp 20 ribu per hari selama tiga bulan serta bantuan transportasi pulang ke kampung halaman senilai Rp 250 ribu.
Selain bantuan, Kemensos juga memberi motivasi kepada mantan PSK agar bisa kembali ke masyarakat. Hal itu didukung Pemkot Surabaya yang telah memberikan pelatihan keterampilan kepada para mantan PSK.

Pecah Kaca Wisma
Sehari jelang deklarasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, suasana semakin mencekam di Jalan Jarak Surabaya. Selasa (17/6) tepatnya pukul 08.30, seorang pemuda bernama  Nanang Arokhman (22) warga Lakarsantri menggunakan motor dengan nopol L 5306 WW, tiba – tiba melempari dua wisma yakni Putri Ayu dan Sumber Rezeki.
Setelah memecahkan kaca kedua wisma dengan batu, pemuda ini berjalan menemui warga yang sedang mencuci mobil sambil menantang untuk berkelahi. Tak hanya itu, pemuda ini juga melempari warga dengan batu, namun berhasil dihindari oleh warga.  Tak lama kemudian pihak kepolisian berpakaian preman mengamankannya.
Kapolsek Sawahan Kompol Manang Soebhekti masih belum tahu alasan pelaku melempar dua wisma tersebut. Sebab, saat ditanya pihak kepolisan, ia hanya menjawab, bahwa dirinya disuruh oleh Gusti Allah.
“Pelaku bertempat tinggal di daerah Lakarsantri, berjumlah satu orang dan belum tahu apa motif melempari dua wisma sekaligus,” jelasnya.
Selama pemeriksaan, pelaku cenderung berbicara ngelantur. Polisi masih melakukan pendalaman terkait motif pengrusakan dua wisma. [dre.geh]

Tags: