Penyakit Menular Jadi Momok di UPTD Griya Werda Surabaya

Para penghuni UPTD Griya Werda Surabaya saat dirawat di ruang bedrest oleh para perawat, Kamis (6/7) kemarin. [gegeh bagus setiadi]

Surabaya, Bhirawa
UPTD Griya Werda Surabaya dirundung masalah. Mayoritas penghuninya kena penyakit serius, bahkan penyakit menular.
Kepala UPTD Griya Wreda Surabaya Septati Hendartini menjelaskan dari total penghuni Griya Werda memang banyak yang sakit. Mulai dari sakit tua, osteoporosis, kanker payudara, stroke, hingga penyakit menular seperti hepatitis.
“Kami inginnya steril dari penyakit-penyakit menular, tapi sulit. Hal inilah yang selama ini menjadi kendala kami di sini. Sudah lansia, sudah tidak bisa jalan, terkena penyakit menular pula. Nah, kendala ini yang kami terus carikan solusinya,” katanya, Kamis (6/7) kemarin.
Titin, sapaan akrab Septati Hendartini menekankan, sesuai Standard Operating Procedure (SOP) UPTD Griya Werda memang tidak boleh ada penyakit menular karena dikhawatirkan menularkan penyakitnya pada penghuni yang lain. Kalau sudah seperti ini tentu penanganannya makin sulit.
“Karena nomenklaturnya kami adalah pelayanan sosial. Meski di sini ada dokter tapi obat dari puskesmas. Kalau penyakitnya serius dan menular kan kasihan lansia yang lain,” terangnya.
Tak heran kalau ada lansia yang terlantar, bedrest, sakit menular, pihaknya bingung akan membawa kemana. “Kalau di rumah sakit kan ada finishing-nya. Mulai dari pengobatan hingga proses penyembuhannya,” lanjutnya.
Karena itu pihaknya memperketat para lansia yang bisa ditampung di Griya Werda. Apalagi kapasitas juga terbatas.  Dari 9 kamar yang ada, maksimal hanya dihuni 150 jiwa. Per kamar diisi oleh 15 lansia, dan di gedung itu terdiri dari 5 kamar untuk perempuan dan 4 kamar untuk laki-laki.
“Dengan kapasitas yang sudah mendekati over ini, kami benar-benar menyeleksinya. Yang datang harus memiliki KTP, BPJS Kesehatan, Surat keterangan sehat dilampiri hasil uji lab, dan persyaratan administrasi kelengkapan penghuni lainnya,” bebernya.
Pasca diresmikan pada Januari 2017 lalu, UPTD Griya Werda yang terletak di Jambangan telah dihuni sebanyak 114 jiwa. Mereka terdiri dari bedrest berjumlah 20 jiwa, mandiri 53 jiwa, dan parsial 41 jiwa. Laki-laki sebanyak 42 dan perempuan sebanyak 72 jiwa. Dan jumlah tersebut terus bertambah setiap harinya.
Dengan jumlah tersebut, UPTD Griya Werda dianggarkan Rp 6 miliar untuk pemenuhan kebutuhan dan operasional. Dengan rincian, jatah 1 penghuni makan 3 kali sekari sebesar Rp 15 ribu. Besaran tersebut di luar beras, di mana 1 penghuni dalam satu hari mencapai 0,54 kg.
Kemarin, UPTD Griya Werda kembali menampung Mbah Karsum yang telah ditelantarkan anak angkatnya. Hingga diasuh oleh tetangganya dan akhirnya angkat tangan lantaran tidak mampu membiayai hidup Mbah Karsum sehari-hari. Dengan diantar Camat Tambaksari Ridwan Mubarun, Mbah Karsum seolah menemukan rumah baru.
“Dalam waktu dekat akan kami buatkan KTP sebagai syaratnya, dan nanti akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk dibuatkan SKM (Surat Keterangan Miskin). Nah, yang terpenting Mbah Karsum bisa tinggal di sini dengan makan, dan hidup yang layak,” kata Ridwan Mubarun.  [geh]

Tags: