Polrestabes Surabaya Selidiki Dugaan Kekerasan oleh Oknum Guru

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan menemui korban dugaan kekerasan oleh oknum guru.

Polrestabes Surabaya, Bhirawa
Polrestabes Surabaya menyelidikan kasus dugaan kekerasan yang dilakukan oknum guru SMP Negeri di Surabaya terhadap muridnya. Penyelidikan ini dilakukan setelah AM selaku ayah korban melaporkan kasus kekerasan pada anaknya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya pada Sabtu (29/1).
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan membenarkan adanya laporan Polisi terkait viralnya video dugaan penganiayaan oknum guru terhadap muridnya. “Kami (SPKT) laporan masyarakat, yakni seorang bapak yang anaknya diduga sebagai korban perilaku kekerasan oleh oknum guru. Yang mana video tersebut telah beredar viral di media sosial,” katanya.
Atas kejadian itu, Yusep mengaku mendapat telpon dari Wali Kota Surabaya, yakni untuk mengecek secara langsung sejauh mana peristiwa ini terjadi dan bagaimana penanganannya. Wali Kota, sambung Yusep, sangat intens memperhatikan kasus ini. Dengan harapan ditangani sesuai ketentuan dan agar tidak terjadi lagi ke depan. “Polrestabes Surabaya, yakni Unit PPA dan Satreskrim sudah menemui keluarga daripada korban atau anak murid. Kami pastikan akan kita tangani secara profesional,” tegasnya.
Ditanyai terkait penanganan kasus ini, Yusep mengaku akan melihat fakta-fakta tentang peristiwa yang terjadi. Pihaknya juga akan melihat dan mendalami daripada fakta digital yang ada. Yaitu rekaman video yang menunjukkan dugaan kekerasan yang dilakukan oleh terduga oknum guru.
“Kita dalami dan mendasar daripada fakta digital yang ada. Dari situ yang nampak satu orang. Namun kita akan mengecek apakah ada perbuatan-perbuatan yang serupa yang terjadi di lingkungan sekolah, khususnya terhadap kasus yang kami tangani,” ucapnya.
Sementara itu, AM selaku ayah korban menjelaskan kedatangannya di SPKT untuk melaporkan dugaan kekerasan dalam sekolah yang menimpa anaknya. Diceritakannya, kejadian itu terjadi pada 25 Januari. Saat itu anaknya disuruh maju kemudian membacakan sebuah jawaban pelajaran PJUK. Sayangnya jawaban anaknya tidak benar. Kemudian si anak memberi jawaban dengan nada tinggi.
“Setelah itu terjadi pemukulan dan ada omongan yang mengerikan yakni “Tak jejek ndasmu matek kon”. Itu seorang guru yang seharusnya digugu dan ditiru. Dan itu sangat tidak layak untuk dunia pendidikan Indonesia,” jelas AM.
Pihaknya yang awalnya tidak tahu ada kasus itu, dan tahu dari video yang viral, akhirnya melapor ke SPKT Polrestabes Surabaya. Menurutnya, anaknya tidak memberitahu kejadian itu lantaran ada rasa takut dan bingung harus bagaiamana. AM menyayangkan kejadian fatal seperti itu.
Menurut info teman-teman anaknya, sambung AM, kejadian ini hanyalah puncak gunung. Dan itu logika sekali, jadi tidak mungkin ada gunung meletus kalau sebelumnya tidak ada kejadian yang datang berulang-ulang. Jadi, kebetulan ada video dan Kebetulan tertangkap kamera sehingga viral.
“Harapan saya agar kasus yang menimpa anak saya ini ditangani sebaik-baiknya dan seprofesionalnya,” pungkasnya. [bed.wwn]

Tags: