PPKM Diperpanjang, Dunia Perhotelan Kembali Berjuang untuk Hidup

Manajer Hotel Deka, Budi Setiawan.

Surabaya, Bhirawa
Pemerintah kembali memperpanjang PPKM Jawa-Bali hingga 16 Agustus 2021. Hal tersebut tentu berdampak pada beberapa sektor usaha, salah satunya perhotelan. Deka Hotel yang baru buka dan beroperasi di awal tahun 2020, merasakan dampak dari pandemi COVID-19. Manajer Hotel Deka, Budi Setiawan mengatakan bahwa pada periode Januari – Maret 2020, occupancy Hotel Deka mencapai 65%.

“Pada bulan April 2020, waktu itu masih PSBB pertama, hingga saat ini, occupancy kita di bawah 50%,” ungkap Budi.

Hotel yang berlokasi di Jalan HR Muhammad 24 Surabaya ini menerapkan beberapa strategi agar tetap bertahan. Jika biasanya tamu-tamu yang hadir bisa berasal dari luar kota dan mancanegara, kali ini hanya mengandalkan dari tamu lokal.

“Kita membuat package untuk long stay, atau mungkin isolasi mandiri dengan kisaran harga 999 ribu untuk lima hari. Itu hanya untuk kamar, tanpa makan dan sarapan,” tambah Budi.

Tidak hanya itu, Hotel Deka tidak hanya mengandalkan revenue dari penyediaan kamar.

“Jujur kalau hanya mengandalkan kamar itu berat. Kita punya restoran, Waroeng Pati, dan itu cukup mendongkrak revenue dari hotel kita,” ucap Budi.

Menurutnya, revenue dari penjualan makanan lebih potensial dibandingkan dengan penjualan kamar.

Hotel Deka, melalui Waroeng Pati, juga menawarkan paket bagi para donatur untuk memberikan donasi kepada tenaga kesehatan. “Jadi mereka pesan nasi kotaknya ke kita, dan hasilnya lumayan karena kemarin bisa mencapai 300 kotak,” ujar Budi.

Kondisi tersebut juga dialami oleh Fave Hotel Rungkut Surabaya. Hotel yang memiliki target market untuk wisata keluarga di akhir pekan ini harus merasakan dampak penurunan occupancy akibat adanya PPKM. Sales Marketing Executive Fave Hotel Rungkut, Patricia Naomi, mengatakan bahwa Fave Hotel Rungkut harus memutar otak agar tetap bisa bertahan.

“Saat ini kita mengandalkan dari event seperti wedding, namun tetap dengan protokol kesehatan yang ketat. Jika biasanya bisa makan di tempat, kali ini makanannya dibungkus untuk dibawa pulang,” jelas Patricia saat ditemui di Surabaya.

Budi berharap pemerintah bisa memperhatikan bagaimana nasib para pengusaha.

“Paling tidak masih ada kelonggaran yang diberikan untuk meningkatkan bisnis dan ekonomi,” ucap Budi.

Senada dengan Budi, Patricia mengungkapkan bahwa untuk saat ini lebih penting meningkatkan brand awareness kepada masyarakat.

“Harapannya ketika nanti PPKM sudah berakhir dan kondisi cukup stabil, orang masih ingat sama kita,” pungkasnya. (ma)

Tags: