Produsen Tanaman Hias, Desa Wanar Lamongan Berpotensi Jadi Desa Devisa

Desa Wanar, Kec. Pucuk menjadi produsen tanaman hias dan expornya hingga luar negeri. (Alimun Hakim/ Bhirawa).

Ekspornya Merambah ke Tiga Negara
Lamongan, Bhirawa
Pemerintah Kab. Lamongan terus mendorong potensi yang dimiliki desa – desa yang ada di Kab. Lamongan. Dorongan tersebut perihal keproduktivitasan desanya hingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Setelah sebelumnya, Desa Parengan, Kec Maduran yang terkenal dengan expor tenun ikatnya dan dinyatakan sebagai Desa Devisa, Kini Desa Wanar, Kec. Pucuk, Kab. Lamongan tercatat sebagai penghasil atau produsen tanaman hias. Hasil penjualannya, juga telah merambah pasar luar negeri seperti Brunei Darussalam, Malaysia hingga Singapura.

Kepala Desa Wanar Ali Thohir mengungkapkan, kesohoran tanaman hias yang dihasilkan masyarakat Desa Wanar Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan tak lepas dari usaha seorang sesepuh yang berada di Dusun Tulung, Desa Wanar, yang mulanya merantau hingga menjadi seorang tukang taman di kota pahlawan pada era 80-an.

Diceritakanya, Minggu (27/3), Desa Wanar dijuluki jadi ahlinya tukang taman. kebetulan di Dusun Tulung ini dulu ada sesepuh yang merantau ke Surabaya tahun 80-an. Di sana awalnya menjual kompos dengan anaknya jual ke rumah-rumah orang yang kayalah waktu itu. Lambat laun ada yang memakai jasa sepuh tersebut untuk merawat tanaman di rumah orang.

Tak hanya merawat, lanjutnya, tapi disuruh menata juga dan dilihat ada perkembangan menjadi Indah. Nah dari situlah sesepuh tersebut mengajak saudaranya, tetangganya untuk jadi tukang taman.

“Kemudian dari situ merambah ke membuat tanaman hiasnya sendiri. Dari situlah cikal bakalnya,” terang Thohir dihadapan Bupati Lamongan.

Thohir juga menjelaskan, hampir 30 persen warganya menekuni usaha membuat tanaman hias yang dinilai sangat mempengaruhi perekonomian bagi warga desanya.

“Indahnya Jakarta tak lepas dari sentihan orang kami yang membuat tamannya. Hijaunya Surabaya juga tukang kami yang mengerjakan. Dan hampir 30 persen warga menekuni tanaman hias, pemasaran hampir seluruh Indonesia, bahkan ke Brunei. Sangat prospek sekali usaha ini,” imbuhnya.

Mendengar proses panjang tersebut, Bupati Yuhronur Efendi menilai Desa Wanar tidak hanya pantas menjadi Desa Tanaman Hias, namun juga layak menjadi Desa Devisa, seperti Desa Parengan Maduran yang lebih dulu dinobatkan.

“Mendengar cerita pak kades tadi, bahwa prosesnya sangat panjang, berbagi tanaman di sini tadinya cuma biasa tapi bisa disulap menjadi luar biasa, bahkan pohon waru disini naik kasta jadi red panama sehingga harga jualnya sangat tinggi,”ungkap Bupati Yes.

Bupati Yes juga mengungkapkan, sesuai permintaan Gubernur Jatim, Pemkab Lamongan telah mengusulkan dua desa yang dinilai layak menjadi Desa Devisa. Salahsatunya yakni Desa Wanar ini.

“Pemerintah telah mengusulkan dua desa di Lamongan yang dinilai sangat layak menjadi Desa Devisa. Pertama Desa Parengan Maduran dan Desa Wanar Pucuk,” terang Bupati Yes.

Senada dengan Bupati Yuhronur, Kepala Bakorwil Bojonegoro, Agung Subagyo mengungkapkan jika Dusun Tulung Desa Wanar sangat pantas dinominsikan menjadi Desa Devisa. Sehingga apa yang diupayakan para petani budidaya tanaman hias selama ini membuahkan hasil.

“Jika putaran komoditasnya ini bisa dipasarkan ke luar negeri, maka sangat real sekali jika Dusun Tulung Desa Wanar ini dinominasikan jadi Desa Devisa. Karena tahun ini Bu Gubernur diberi jatah 15 desa oleh LPEI untuk dinominasikan jadi desa devisa,” ucap Agung.

Pada kesempatan tersebut, Agung Subagyo mengucapkan permintaan maaf atas ketidak hadiran Gubernur Khofifah. “Tanpa mengurangi rasa hormat, Bu Gubernur ingin sekali kesini, namun terbentur dengan agenda yang urgen dan tidak bisa ditinggal. Mudah-mudahan bisa segera kesini,” pungkas Agung. [aha,yit.gat]

Tags: