Puluhan Santriwati di Bondowoso Tiba-Tiba Alami Penyakit Diare

Santri dirawat Santriwati dari salah satu Ponpes di Bondowoso, Jawa Timur saat dirawat di Puskesmas. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Sedikitnya ada puluhan santri di sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tiba-tiba terserang penyakit diare pada Selasa, (4/7) pagi. Bahkan, menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menyebutnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Dari pantauan di lokasi, tampak petugas kesehatan Puskesmas Kota Kulon menjemput para santri yang terserang diare dari Ponpes tersebut. Sebagian dari mereka harus dibopong oleh rekannya karena mengalami dehidrasi.

Catatan dari Dinas Kesehatan, hingga berita diturunkan sementara sudah ada 85 santriwati yang dilarikan ke delapan Puskesmas, dan tiga rumah sakit. Dengan rincian 41 orang rawat jalan, dan sisanya rawat inap 44 orang.

Sebagimana yang disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Penanganan Penyakit (P2P), Dinkes Bondowoso, Tuhu Suryono bahwa peristiwa tersebut benar adanya. “Ada kejadian luar biasa (KLB) berupa diare di salah satu Ponpes yang ada di Bondowoso,” katanya saat dikonfirmasi.

Akan hal itu kata Dia, dari banyaknya jumlah korban membuat petugas harus merawat mereka di sejumlah Puskesmas terdekat. Dari hasil keterangan sementara, korban yang didominasi santriwati tersebut mengalami muntah, diare dan panas.

“Yang dikeluhkan muntah, diare terus ada panasnya. Dan untuk dugaan penyebabnya Ini juga masih dalam penyelidikan,” urai Tuhu sapaan karibnya itu.

Dijelaskannya, bahwa sebagian santri telah dipulangkan dan menjalani rawat jalan. Namun, bagi mereka yang terindikasi gejala mengkhawatirkan menjalani pengobatan dan perawatan intensif di masing-masing Puskesmas.

“Sebagian ada rawat jalan. Jadi yang dehidrasi ringan tidak ada keluhan yang mengkhawatirkan. Tapi yang sekiranya ada khawatirkan dan dehidrasi sedang di lakukan penambahan cairan lewat infus,” jelasnya.

Hal ini kata Dia, terlihat dari gejala-gejala yang dialami oleh santriwati. Seperti di antaranya yakni diare, demam, dan muntah.

“Kalau dilihat dari gejala, seperti muntah, diare, demam. Sepertinya disitu arahnya (dugaan keracunan makanan, red) ada gangguan di saluran pencernaan,” paparnya.

Namun demikian, lanjut Tuhu, untuk menguatkan itu perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Karena itulah, pihaknya telah mengirim sampel makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh santriwati ke laboratorium.

“Masih dalam penyelidikan, karena semua sampel makanan dikirim ke lab. Pokoknya sisa makanan yang ada di dapur,” pungkasnya. [san.gat]

Tags: