Revitalisasi Jalan Brantas-Semeru dan Pangsud Terkendala Harga Material

Perbaikan Jalan Pangsud Kota Probolinggo terkendala material.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Revitalisasi Jalan Brantas-Jalan Semeru, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, molor. Pemkot masih harus melakukan penyesuaian lagi. Sebab, ada kenaikan harga bahan baku material.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman Kota Probolinggo Gigih Ardityawan Pratama, Senin (16/5) mengatakan, Jalan Brantas-Jalan Semeru belum bisa digarap. Karena masih harus melakukan penyesuaian lagi.

Awalnya, proyek ini diharapkan dapat digarap pada Ramadan 1443 Hijriah. Tetapi, ternyata tidak bisa. Terkendala aturan baru berupa Permen PUPR Nomor 1/2022, sehingga perlu dilakukan review.

Ternyata, usai dilakukan penyesuaian dengan aturan baru itu, ada kebijakan baru lagi dari Pemerintah Pusat. Yakni, terkait aturan pajak yang naik dari 10 persen menjadi 11 persen. Karena itu, perlu dilakukan review lagi untuk perhitungan kebutuhan biaya tenaga kerja dan bahan.

“Ternyata bulan lalu ada kenaikan harga solar. Jadi, kami kembali melakukan penyesuaian. Kenaikan solar ini membuat bahan baku material aspal ikut naik,” jelasnya.

Meski harus melakukan penyesuaian sampai tiga kali, Gigih meyakini molornya proyek fisik tidak akan membuat pengerjaan terlambat. Apalagi saat ini masih Mei. Ia optimistis tahap lelang dan pengerjaan nantinya bisa rampung sebelum akhir tahun anggaran.

Penyesuaian juga tidak berdampak terhadap rencana revitalisasi. Sesuai rencana, Jalan Brantas-Jalan Semeru akan diperbaiki di kedua sisi secara keseluruhan. Dua jalan ini akan di-overlay dengan anggaran Rp 4,1 miliar.

“Rencana tidak berubah. Kami hanya perlu lakukan penyesuaian. Kasihan dengan pelaksana jika nanti anggarannya mepet,” jelas Gigih

Demikian pula dengan rencana perbaikan Jalan Panglima Sudirman (Pangsud), Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, molor. Pelaksanaan perbaikan jalan sepanjang 750 meter ini terkendala material.

Pejabat Pembuat Komitmen Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Jatim-Bali Wahyu Wibowo mengatakan, awalnya perbaikannya ditargetkan bisa dilakukan usai Lebaran 1443 Hijriah. Namun, belum bisa terwujud. Masih terkendala material.

Sesuai rencana, jalan di batas Kota Probolinggo dengan Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, itu akan diperbaiki sepanjang 750 meter. Aspal yang retak maupun ambles akan dikeruk, sebelum diganti dengan yang baru.

“Nanti aspal lama akan kami gali, lalu kami ganti dengan material baru. Pengerjaannya agak molor sedikit, karena kami masih menunggu materialnya siap dulu,” tuturnya.

Bowo -sapaan akrab Wahyu Wibowo- menjelaskan, perbaikan dengan overlay adalah penanganan yang paling tepat dilakukan di ruas jalan nasional itu. Jika diperbaiki dengan menggunakan rigid seperti di Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota probolinggo, beton akan cepat rusak. Mengingat di jalan ini adalah aspal.

“Kami melaksanakan sesuai desain yang dibuat konsultan. Overlay adalah yang paling tepat. Sebab, beton sulit menyatu dengan aspal,” jelasnya.

Menurutnya, kerusakan yang terjadi saat ini adalah hal yang wajar. Karena, jalan ini merupakan jalur nasional dengan intensitas arus kendaraan besar yang cukup padat. Apalagi, ruas jalan ini sering diguyur hujan lebat.

“Memang sudah waktunya diperbaiki. Anggarannya jadi satu dengan ruas JLU yang juga sedang diperbaiki saat ini sebesar Rp 33,5 miliar,” tambahnya.(Wap.gat)

Tags: