Sebanyak 56 Gubes Unair Siap Dampingi Pasien Isoman

Ketua tim perumus GEBRAK Dr. dr. Hendy Hendarto, SpOG (K) paparkan program GEBRAK untuk rekomendasikan guru besar FK Unair dalam pendampingan pasien isoman.

Surabaya, Bhirawa
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya sosialisasi rekomendasi para Guru Besar (Gubes) untuk percepatan penanganan Covid 19. Sebanyak 56 guru besar yang masuk dalam rumusan rekomendasi ini dari FK Unair baik yang bertugas maupun yang tidak aktif lagi dalam program yang dinamakan Gerakan Aksi Bersama Bersama Serentak (Gebrak) Tanggulangi Covid-19.
“Masalah pandemi Covid 19 ini sangatlah kompleks. Sehingga perlu adanya penyelesaian masalah dari semua lini,” ujar Ketua Tim Perumus, Dr dr Hendy Hendarto SpOG (K), Jumat (30/7) melalui zoom meeting.
Dr Hendy menjelaskan, program akan berfokus pada pemecahan masalah di komunitas dan intrahospital. Rekomendasi pemecahan masalah di hulu merupakan prioritas, yang kemudian dilanjutkan penanganan di hilir. Hal tersebut diharapkan dapat mempercepat penanganan pandemi Covid 19.
“Rekomendasi ini terbagi menjadi dua yaitu, umum dan khusus. Dalam rekomendasi umum, ada empat poin penting yang perlu diterapkan Indonesia antara lain, menyamakan persepsi seluruh komponen bangsa, perlu adanya partisipasi seluruh komponen bangsa, kegiatan harus bersinergi dengan Satgas Covid 19, serta penguatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dan mengikut sertakan akademisi dalam menjaga validitas data,” jelas Dr Hendy.
Selanjutnya, rekomendasi khusus yang terbagi dua menjadi hulu dan hilir. Hulu merupakan masalah yang ada di masyarakat atau komunitas sebagai kelompok yang paling terdampak pandemi Covid 19.
“Pada hulu, kami menyusun rekomendasi berdasarkan prioritas. Pertama, penguatan pendampingan isolasi mandiri oleh tenaga dengan mengoptimalkan telemedicine sesuai panduan Satgas Covid 19. Lalu, penguatan Satgas Covid-19 tingkat lokal RT/RW melibatkan tokoh-tokoh terkait dan perguruan tinggi untuk mengedukasi dan sosialisasi prokes 6M 3T secara terus menerus. Terakhir, membuka hotline untuk masyarakat yang membutuhkan,” paparnya.
Sedangkan pada hilir, masalah ada pada fasilitas pelayanan kesehatan. Dua rekomendasi yang disarankan oleh tim perumus untuk memecahkan masalah yaitu, mengatasi kekurangan sarana dan SDM dan mengatasi lonjakan pasien.
Ia menambahkan, perguruan tinggi dalam hal ini adalah FK dapat mendayagunakan dokter umum, dokter internship, dokter lulus UKMPD dan tenaga paramedis lain untuk menjadi relawan Covid-19. Perguruan tinggi juga dihimbau untuk membuat daftar donor plasma konvalesen di masyarakat, serta memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD) terutama N-95.
“RS dapat menguatkan ICU termasuk pengadaan ECMO dan ventilator, menambah sarana tempat tidur dan dukungan alat kesehatan yang memadai. Selain itu, setiap kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan peralatan laboratorium PCR. Jika memungkinkan, pada provinsi ditambah pendeteksi varian baru,” jabarnya.
Gebrak Tanggulangi Covid 19 tersebut bersifat dinamis dan fokus dapat berubah mengikuti kondisi yang terjadi. [ina]

Tags: