Setahun Angka Stunting Turun , AKI dan AKB Tinggi di Kabupaten Situbondo

Kadis Kesehatan Kabupaten Situbondo Dwi Herman Susilo didampingi Kabid Kesmas Siti Rupi’ah saat memberi arahan pada sosialisasi penurunan AKI. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo terus intens melakukan penanganan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Tak hanya itu Dinkes juga menekan angka stunting di Situbondo. Ini karena angka kemarin Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) selama tahun 2021 cukup tinggi di bandingkan tahun sebelumnya. Ada beberapa penyebab, salah satunya akibat dampak Pandemic Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo, Dwi Herman Susilo mengatakan, angka kematian ibu tahun lalu mencapai 46 kasus. Sedangkan bayi meninggal selama setahun tercatat 108 kasus.”Kasus kematian AKI rata-rata dampak Covid-19 dan AKB dipicu karena berat badan bayi yang sangat rendah,” terangnya.

Untuk itu Dwi menerangkan, kedepan pemerintah akan lebih fokus menekan angka kematian ibu dan bayi. Dwi mengatakan, hal ini juga menjadi prioritas Pemprov Jatim. “Kita akan memberi pelayanan lebih kepada ibu hamil dan bayi yang masih rentah,” ujar Dwi di ruang kerjanya Kamis (20/1).

Dwi kembali menambahkan, ada langkah-langkan yang di rencanakan Dinas Kesehatan, diantaranya akan memperbaiki sistem pelayanan persalinan. Ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, utamanya dalam rujukan pasien. Sehingga dengan cepat mendapatkan penanganan.

Untuk memperbaiki sistem pelayanan ini, tentu membutuhkan sinergitas dan kerjasama semua lini yang ada. Baik bidan desa, puskemas dan rumah sakit. Sehingga, sistem pelayanan kesehatan berjalan maksimal. “Jika bidan maupun puskemas tidak mampu menangni pasien kritis, agar segera koordinasi dengan pihak rumah sakit,” pinta Dwi.

Tak hanya itu, sambung Dwi, Dinkes juga akan memprioritaskan penekanan jumlah stunting. Khusus untuk menekan angka kematian ibu, Dinkes menggencarkan vaksinasi ibu hami. Kemudian meningkatkan pelayanan ibu berisiko tinggi dan sangat tinggi. Selain itu, juga meningakatkan pelayanan peran kesehatan ibu hamil resiko tinggi, yang akan di upayakan tiga kali sebelum persalinan dengan penanganan khusus. “Tentu dengan pola peningkatan pelayanan Pemberian Makanan Tambahan (PMT),” tandasnya.

Masih kata Dwi, Dinkes akan terus berupaya memberikan pemahaman kepada orang tua, tentang tata cara mengasuh anak yang benar dan memberi nutrisi yang seimbang pada bayi. Kata Dwi, menurut survei, pada tahun 2020 stunting di Situbondo tercata 26,7 persen.

Sedangkan tahun 2021 23.7 persen . Diharapkan pada tahun 2024 mendatang angka stunting di Situbondo turun 14 persen “Bagi calon pengantin dan remaja puteri juga diminta memahami stunting, agar tidak anemy. “Ya dari catatan yang ada pada tahun 2022, Kabupaten Situbondo juga masuk ‘Robus Stunting’ dari Pemerintah Pusat. Ini untuk sepuluh Desa se-Situbondo,” pungkasnya.[awi.ca]

Tags: