Siapkan SDM Lapangan Kerja Hijau

Pekerjaan hijau, alias green jobs, diprediksi akan semakin banyak dibutuhkan dalam berbagai industri seiring digalakkannya pembangunan rendah karbon sesuai rencana pembangunan jangka menengah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mencapai visi Indonesia 2045. Persoalan sumber daya manusia (SDM) Indonesia pun tentu tidak luput dari sorotan publik dan pemerintah tentunya. Pasalnya, transisi energi bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal keadilan. Selain itu, transisi energi tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

Dalam policy brief yang disusun Greenpeace Indonesia bersama Center of Economic and Law Studies (Celios) bertema “Dampak Transisi Ekonomi Hijau terhadap Perekonomian, Pemerataan, dan Kesejahteraan Indonesia”, dilaporkan bahwa tren transisi dari energi ekstraktif tinggi karbon menuju energi bersih rendah karbon berpengaruh signifikan terhadap sektor ketenagakerjaan. Dilanjutkan, merujuk data dari Bappenas diperkirakan bisa membuka 19,4 juta lapangan kerja baru dari berbagai sektor yang berkaitan dengan pengembangan energi terbarukan, pertanian, kehutanan, perikanan, dan jenis-jenis industri ramah lingkungan lainnya.

Dan, ekonomi hijau diyakini mampu memberikan pajak bersih hingga Rp 80 triliun dari sebelumnya Rp 34,8 triliun dari ekonomi ekstraktif. Pajak bersih merupakan nilai pajak dikurangi aneka subsidi. Melalui pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,1-6,5% per tahun hingga 2050, intensitas emisi berkurang hingga 68% pada tahun 2045, dan menciptakan 1,8 juta lapangan kerja hijau pada tahun 2030. Bahkan, Transisi ke ekonomi hijau bisa meningkatkan penyerapan tenaga kerja hingga 19,4 juta orang dan mendorong pendapatan tenaga kerja sebesar Rp 902,2 triliun, (Kontan,2/1/2024).

Itu artinya, transisi dari ekonomi ekstraktif menuju ekonomi berkelanjutan berpotensi memiliki dampak positif terhadap sektor ketenagakerjaan. Untuk itu diharapkan pemerintahan baru nantinya dapat lebih matang mempersiapkan peta jalan untuk transisi pekerja atau SDM menuju ekosistem ekonomi hijau. Sehingga, pada saat Indonesia menerapkan ekonomi hijau secara masif dan menyeluruh, bisa dipastikan mampu memberi peluang baru untuk aktivitas perekonomian Indonesia. Sekaligus, mampu berkontribusi untuk mengakselarasi pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Novi Puji Lestari
Dosen FEB Univ. Muhammadiyah Malang.

Rate this article!
Tags: