SMPN 22 Dilaporkan Dindik Surabaya

UN BocorDindik Surabaya, Bhirawa
Kabar mengenai bocornya kunci jawaban Ujian Nasional (UN) terus menerpa Kota Surabaya. Setelah informasi bocoran naskah soal melalui internet, kini muncul kabar adanya bocoran kunci jawaban yang menyebar di SMPN 22 Surabaya.
Hal itu diakui Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Ikhsan saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (6/5). Dia mengaku pada sekitar pukul 09.00 ada pesan melalui hand phone dari orang yang mengaku wali murid SMPN 22 Surabaya. Wali murid tersebut melapor bahwa anaknya telah mendapat bocoran kunci jawaban UN dari teman-temannya.  “Kami sangat apresiatif ada orangtua yang melaporkan kasus seperti ini ke Dindik,” tutur Ikhsan.
Akan tetapi, lanjut Ikhsan, laporan dari orangtua tersebut tidak bisa dianggap negatif. Sebab, dalam isi pesan berikutnya, wali murid tersebut melarang anaknya untuk mempercayai kunci jawaban yang beredar tersebut. Wali murid itu juga meminta agar Dindik menindaklanjuti kasus ini.
Meski mengapresiasi laporan dari orangtua siswa SMPN 22 Surabaya, Ikhsan mengaku aneh dengan menyebarnya kunci jawaban di sekolah yang berada di depan Masjid Al Akbar Surabaya itu.  Sebab, pada hari Selasa (5/5), Ikhsan sempat melakukan kunjungan ke SMPN 22 Surabaya. Ikhsan merasa jika keadaan UN di SMPN 22 berlangsung aman dan kondusif. “Kebetulan ada dua siswa yang ke toilet. Itupun didampingi oleh pengawas. Terus kunci jawabannya menyebar dari mana? Tidak ada gelagat aneh sama sekali,” tutur Ikhsan didampingi Kepala SMPN 22 Surabaya Sisminarto.
Selain mengaku ada laporan penyebaran kunci jawaban UN, Dindik juga mendapat laporan kebocoran soal UN SMP di blog beralamat http://pak-anang.blogspot.com/. Menurut Ikhsan, bocoran UN SMP beserta kunci jawabannya blog yang diunggah pada 23 April 2015 itu tidak benar. Pasalnya, hanya ada satu naskah yang diunggah. “Itu naskah cuma hoak,” tegasnya.
Ikhsan memastikan naskah tersebut hoak karena ada banyak kejanggalan pada lembar naskah soal itu. Pertama, yakni pada kaver ada tulisan dokumen pribadi sangat rahasia. Padahal, seharusnya tertulis dokumen negara sangat rahasia. Kedua, tidak ada logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketiga yakni  tertulis adanya Balitbang Pak Anang padahal naskah yang benar tertera Balitbang Kemendikbud. Ke empat yaitu singkatan BSNP yang diganti BSUP yang merupakan kepanjangan dari Bank Soal untuk Prediksi Nasional.
Disinggung apakah soal tersebut hanya untuk latihan siswa yang soalnya mirip dengan UN, Ikhsan tidak berani memastikan. Pasalnya, ternyata di Surabaya sendiri sudah banyak siswa yang mengupload soal di blog tersebut untuk latihan. “Bisa saja kisi-kisi atau kumpulan soal kita tidak tahu. Apa juga motif Pak Anang ini membuat blog seperti ini,” jelasnya. Jika blog itu adalah kisi-kisi UN 2015, Ikhsan juga tidak bisa menampik kebenaranya. Karena  Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud memang mempublikasikan kisi-kisi UN secara bebas. “Banyak kan buku-buku latihan UN di toko buku diperjual berlikan atau kumpulan UN 2012,2013 dan 2014,” tandasnya.
Menurut Ikhsan dengan banyaknya klaim naskah soal bocor seharusnya orangtua dan siswa lebih berhati-hati. “Daripada bingung mikirin naskah soal, lebih baik tingkatkan kepercayaan diri dan belajar,” pungkasnya.
Sementara beberapa siswa di Surabaya mengaku telah membuka naskah soal UN di blog tersebut. “Sudah saya lihat minggu lalu. Saya tidak percaya dan setelah ujian naskahnya tidak ada yang sama,” ungkap Satrio Gumilang, siswa SMP 22 Surabaya. Begitupula dengan isu menyebarnya kunci jawaban di SMPN 22 Surabaya, Satrio mengaku tidak mendapatkan kunci jawaban selama  UN berlangsung.
Kepala SMPN 22 Surabaya Sisminarto mengaku cukup kecewa dengan adanya laporan orangtua yang mengaku jika anaknya mendapatkan kunci jawaban dari teman-temannya. “Tidak benar. Itu ada oknum yang mau menjatuhkan nama baik sekolah dan merusak proses UN kita,” tegasnya.
Menurutnya, selama proses UN berlangsung tidak ada sama sekali guru atau staf yang masuk ke sekolah. Sehingga, dipastikan tidak ada guru yang terlibat dalam penyebarang kunci jawaban.
Sementara Anggota Dewan Pendidikan Surabaya Didik Yudhi Ranu Praseto mengungkapkan, sebenarnya penyebaran naskah dan kunci jawabanya di internet sudah muncul sejak akhir April lalu. “Itu sudah lama. Biasanya siswa yang memiliki kemampuan sedang dan tidak memiliki kepercayaan diri terpengaruh dengan naskah dan kunci jawaban itu,” pungkas dia.
Ulah Mafia Pendidikan
Komisi E DPRD Jatim sangat menyayangkan dugaan adanya kebocoran soal UN dan beredarnya kunci jawaban di Jatim. Ditengarai ada bisnis hitam di balik bocornya UN SMP.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Muhammad Eksan menegaskan jika saat UN SMA ditemukan kebocoran soal di tingkat nasional di Jakarta, sekarang kunci jawaban UN SMP beredar di Jatim. Pihaknya menengarai ada mafia UN karena untuk percetakan soal UN ditunjuk beberapa  pihak saja oleh Kemendikbud.
”Jujur kebocoran soal UN dinilai sudah menjadi isu lama. Namun saat ini bukan lagi isu karena setiap tahun selalu muncul kebocoran UN. Kunci jawaban beredar adalah bukti nyata jika memang ada kebocoran,”tegas politikus asal Partai Nasdem, Rabu (6/5).
Ditambahkannya, di sejumlah daerah berseliweran kunci jawaban. Laporan itu sudah sampai ke Komisi E. Di antaranya di Jember, Lumajang, dan Surabaya. Terlepas dari beredarnya kunci jawaban itu benar atau tidak, namun kalau kunci jawaban sudah beredar artinya semua harus dipertanggungjawabkan. “Sudah bukan rahasia umum, UN  itu adalah   proyek besar. Percetakan semua itu ada dana besar,” kata Eksan.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Da’im mengaku prihatin dengan adanya kebocoran kunci jawaban UN SMP. Evaluasi total dalam pelaksanaan UN harus dilakukan. “Pasca pelaksanaan UN, Komisi  E akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan dan sejumlah pihak terkait untuk mengevaluasi secara total pelaksanaan UN yang banyak menemui permasalahan. Mulai dari UN online yang sempat ngadat sampai adanya kebocoran soal hingga beredarnya kunci jawaban,” ungkap politisi dari Fraksi PAN ini.
Suli menegaskan, selama ini UN selalu menjadi kepentingan bisnis dari pemerintah pusat karena pengendali utama UN mulai dari percetakan hingga distribusi semua dikendalikan pusat, akibatnya terjadi permainan dalam proses itu. [tam, cty]

Rate this article!
Tags: