Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan, Mufti Anam: Relevan Hadapi Tantangan Zaman

Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Mufti Anam terus menyosialisasikan “Empat Pilar Kebangsaan” di Kabupaten Pasuruan.

Kabupaten Pasuruan, Bhirawa
Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Mufti Anam terus menyosialisasikan “Empat Pilar Kebangsaan” di Kabupaten Pasuruan. Program tersebut yang terbaru digelar pada 18 Januari 2024 lalu.

Mufti mengatakan, nilai-nilai dalam 4 pilar kebangsaan adalah bagian penting dalam panduan publik untuk menjalankannkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. “Nilai-nilai dalam 4 pilar kebangsaan sesuai dengan karakter dan kepribadian bangsa. Termasuk dalam konteks Pemilu saat ini, nilai-nilai dalam 4 pilar kebangsaan akan turut menjaganya sesuai prinsip demokrasi yang saling menghargai perbedaan pendapat,” ujar Mufti Anam yang juga mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur.

Anggota DPR dari Dapil Pasuruan-Probolinggo itu mengatakan, 4 pilar kebangsaan memiliki nilai-nilai yang relevan dalam membawa bangsa ini menghadapi berbagai tantangan zaman.
“Bila kita semua konsisten menerapkan nilai-nilai dalam empat pilar kebangsaan, kehidupan bangsa bisa terus bergerak maju,” papar mantan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).

Indonesia sendiri memiliki empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsolidasi empat pilar ini pertama kali dilakukan oleh Almarhum Taufiq Kiemas saat beliau menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014.

Empat pilar kebangsaan tersebut, papar Mufti, adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Di tengah berbagai tantangan bangsa saat ini, 4 pilar kebangsaan menjadi terasa semakin relevan dan kita butuhkan,” ujar Mufti Anam.

”Salah satu dari empat pilar itu adalah Pancasila. Ini adalah ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia, pertama kali dicetuskan Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945. Artinya, Pancasila itu memang bersumber atau berasal dari rakyat Indonesia sendiri,” jelasnya.

Menurut Mufti, Indonesia harus menyiapkan diri dalam menyongsong 100 tahun atau satu abad Indonesia pada 2045 atau yang kerap disebut “Indonesia Emas 2045”. Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun). Artinya, sejak sekarang generasi muda harus disiapkan.

“Kita harus menyiapkan anak-anak muda kita dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Terutama bagaimana anak-anak muda punya pandangan kebangsaan yang kuat, termasuk melalui pemahaman pada 4 pilar kebangsaan,” ujar Mufti Anam.

Mufti menyebut tantangan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 adalah menyiapkan generasi muda yang berkarakter. Dalam arti tidak hanya mampu menguasai sains dan teknologi, tetapi juga memegang teguh nilai-nilai bangsa yang terangkum dalam 4 pilar kebangsaan.

”Nilai-nilai dalam 4 Pilar Kebangsaan dapat menjawab tantangan kekinian. Misalnya bagaimana anak muda kita membangun gotong royong dan kepedulian. Coba tengok tetangga kanan dan kiri, jangan sampai ada yang kesusahan, atau bahkan tak bisa makan. Mari saling bantu,” kata Mufti. [iib.hil]

Tags: