Tahun 2024, Dinas Kesehatan Targetkan Stunting di Situbondo Turun 14 Persen

Kepala Dinkes Kabupaten Situbondo Dwi Herman Susilo melaporkan kegiatan rembuk stunting di hadapan Wabup dan Sekda Senin (28/3). [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo menargetkan ada penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024 mendatang. Hal tersebut diungkap dalam kegiatan ‘Rembuk Stunting’, yang dihadiri Wabup Khoirani dan Sekda Syaifullah di lantai II Pemkab Situbondo, Senin (28/3). Sejumlah Kepala Desa, Camat dan Kepala Puskesmas seta beberapa pimpinan OPD juga ikut hadir dalam kegiatan yang memprioritaskan percepatan, pencegahan serta penurunan Stunting di Situbondo tersebut.

Wakil Bupati Situbondo, Nyai Hj Khoirani mengatakan, upaya pencegahan dan penurunan angka stunting menjadi salah satu perhatian Presiden RI, Joko Widodo. Dimana, saat ini stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen. Sedangkan stunting di Jawa Timur mencapai 23,5 persen.

“Untuk itu, kami akan memprioritaskan penanganan stunting di Kabupaten Situbondo. Ini bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan semata. Melainkan tugas semua pihak, mulai dari tingkat Kabupaten hingga desa,” ujar mantan anggota DPRD Situbondo itu.

Masih kata Wabup Khoirani, angka prevalensi stunting di Situbondo saat ini berjumlah 23,7 persen. Angka ini mengalami penurunan di bandingkan dengan tahun sebelumnya yang tembus angka 26,73 persen. Saat ini pemerintah daerah terus mengantisipasi dampak pandemi Covid 19, terhadap stunting, khususnya pada kelompok rentan. Seperti Ibu hamil maupun balita tersebut memberikan hasil yang cukup menggembirakan. “Sebab, selama dua tahun terakhir permasalahan stunting di Indonesia menunjukkan adanya penurunan,” kupas Wabup Khoirani.

Khusus penilaian status gizi balita, terang Wabup Khoirani, sangat terkait erat dengan sasaran pokok yang ingin dicapai dalam program Indonesia sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Yakni, jelasnya, adanya peningkatan status kesehatan dan gizi anak. “Pemerintah pusat memberikan perhatian khusus pada pemerintah daerah, termasuk Situbondo. Untuk itu Pemkab wajib menunjukkan keseriusannya dan fokus terhadap pencegahan dan penurunan stunting,” papar Wabup Khoirani.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo, Dwi Herman Susilo menimpali, tujuan rembuk stunting untuk menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting dari seluruh OPD. Selain itu, imbuh mantan Sekretaris Dinkes Kabupaten Situbondo itu, untuk mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi. “Ya ini juga untuk membangun komitmen publik dalam kegiatan pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi di Kabupaten Situbondo,” kupas Dwi.

Saat ini juga, lanjut Dwi, penurunan stunting di Kabupaten Situbondo sudah dilakukan dengan berbagai upaya. Pertama, sebut dia, melakukan pemantauan balita setiap bulan di posyandu dengan difasilitasi petugas kesehatan. Lalu, memberikan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil, balita gizi buruk, gizi kurang dan stunting serta mengadakan kampanye stunting dan pelatihan konseling ibu menyusui. “Kami juga memberikan pelatihan pemberian makanan bayi dan anak serta pelaksanaan pemulihan gizi di desa,” ungkap Dwi.

Tak cukup itu, ulas Dwi, jajarannya juga memberikan pendampingan ibu hamil KIK dan ibu hamil resiko tinggi, pemberian tablet tambah darah untuk bumil, pemberian tablet pada remaja putri di sekolah. “Ya kami juga melakukan survey animea di sekolah dan memberikan pembinaan kader pembangunan manusia (KPM) dan penyediaan antropometrik di pusat fasilitas kesehatan (fakes) serta layanan posyandu,” pungkas Dwi.[awi.ca]

Tags: