Tol Tengah Laut Tingkatkan Omzet Asuransi Kapal

Bisnsis asuransi kapal akan berkembang seiring diberi kesempatan pembukaan kepemilikan kapal guna menjangkau daerah-daerah yang terpencil.

Bisnsis asuransi kapal akan berkembang seiring diberi kesempatan pembukaan kepemilikan kapal guna menjangkau daerah-daerah yang terpencil.

Surabaya, Bhirawa
Guna memeratakan pembangunan di seluruh Indonesia, Presiden Jokowi mencanangkan untuk membangun tol laut. Yang dimaksud dengan tol laut, yakni dengan memperbanyak armada kapal laut yang melayani pada setiap kepulauan dengan tujuan meningkatkan daya saing suatu daerah.
Alif Hastoni selaku Dirut PT Abadi Cemerlang (Marine Surveyor) mengungkapkan, kebijkan yang dibuat oleh Presiden Jokowi tentu akan menambah jumlah kapal yang beroperasi di perairan Indonesia. Dengan bertambahnya armada laut yang beroperasi, sangat memberikan efek kepada bisnis asuransi kapal di Indonesia.
“ Ini sudah otomatis, jika ada pertambahan armada maka pemilik kapal tentu akan berpikir untuk mengasuransikan kapalnya. Karena manfaat asuransi kapal memang sangat membantu dari pemilik kapal, karena terhindarkan dari kerugian yang jauh lebih besar,” terang Alif di Surabaya Minggu (14/12) kemarin.
Ia melanjutkan, namun hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Masih terdapat tantangan dalam pengembangan asuransi kapal dan mesin. Seperti kapal yang memiliki usia tua, dan mesin kapal yang memerlukan perhatian lebih.
“ Dengan kapal yang usianya udah tua, tentu bukanlah perkara yang mudah. Karena itu perusahaan asuransi kapal harus lebih jeli dalam memahami usia kapal yang telah termakan waktu. Bisa saja, klaim asuransi di cairkan, tapi sebelumnya pemilik kapal harus membayar klaim lebih mahal,” terang  alumni teknik perkapalan ITS tahun 78.
Namun demikian, Alif menilai para underwriter tetap diperlukan untuk memeriksa kondisi kapal secara menyeluruh. Kondisi lambung maupun rangka utama kapal. Dengan pemeriksaan itu, maka dapat dipastikan layak atau tidaknya suatu penjaminan.
“ Secara fisik kapal, perlu juga diperiksa kondisi, jenis, dan ketersediaan suku cadang mesin kapal. Bila peta resiko rangka kapal dan mesin sudah didapat maka nilai pertanggungan dapat diturunkan. Jangan sampai pemeriksaan lambung terbaikan, dan tidak banyak tambalan, serta mesinh sudah tidak ada suku cadangnya. Jadi kalau macet di tengah laut maka biaya penarikan ke dermaga memerlukan biaya yang cukup banyak,” jelasnya.
Meski ada risiko, Alif menggambarkan per kuartal I/2013 premi asuransi rangka dan mesin kapal bisa Rp370 miliar. Rasio klaim dari nilai tersebut sekitar 30%, cukup rendah sehingga potensi keuntungan industri termasuk besar.
Sementara itu menurut, Ketua Bidang Pendidikan dan Kompetensi, Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia Jawa Timur, Baidi Montana, mengatakan umur kapal memang menjadi tantangan utama perbesaran asuransi rangka kapal.
“Ada kapal yang di atas 20 tahun, bahkan 40 tahun. Ini langsung bisa ditolak asuransi,” jelasnya.
Berdasar pengalaman dari  negara yang lain, usia kapal bisa disiasati dengan pengecualian atau term condition khusus. Pengecualaian semisal pertanggungan hanya di salah satu palka saja. Oleh karena itu, kata dia penguatan informasi soal kapal dilakukan asosiasi agar terjadi kesepahaman soal potensi dan resiko bisnis. “Ini agar jangan sampai nanti kita ketinggalan malah asing yang banyak melihat potensi,” katanya. [wil]

Tags: