Ungkap Korupsi Diancam, Penggiat Antikorupsi Minta Perlindungan Polda Jatim

Ungkap Korupsi Diancam, Penggiat Antikorupsi Minta Perlindungan Polda Jatim.

Polda Jatim, Bhirawa
Baihaki Akbar tak menyangka upaya pengungkapan kasus korupsi olehnya berujung ancaman. Atas kejadian itu Baihaki yang seorang penggiat antikorupsi mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polda Jawa Timur, Senin (9/8) untuk mengadukan ancaman yang diterimannya.

“Klien saya yakni Baihaki Akbar adalah penggiat antikorupsi. Dia melakukan langkah dalam kegiatan antikorupsi sebagai mitra aparat penegak hukum. Tapi saat melakukan itu ada intimidasi, arogansi dan kekerasan,” kata Moch Taufik selaku kuasa hukum Baihaki Akbar.

Dijelaskannya, dalam upaya pengungkapan kasus korupsi. Kliennya mempunyai bukti-bukti terkait kasus yang ingin diungkapnya. Namun upaya itu harus terhalang lantaran dirinya mendapat ancama dengan didatangi 18 orang. Tak hanya didatangi, Baihaki kuga mendapatkan kekerasan verbal, pengancaman dan pengerusakan.

“Tidak dilakukan secara fisik tapi secara di WhatsApp dan sebagainya. Sehingga kemudian menjadi pelajaran bahwa penggiat antikorupsi harus dilindungi untuk keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.

Taufik meminta agar penggiat antikorupsi seperti kliennya agar dilindungi karena saat ini adanya COVID-19 dan keuangan negara sedang defisit. “Kami ke sini bukan kepentingan subjektivitas Baihaki, tapi mendorong penggiat antikorupsi untuk maju ketika ada temuan terkait kerugian negara,” ucapnya.

Sementara itu Baihaki Akbar mengatakan kasus ini bermula saat ia melaporkan sejumlah dugaan tindak pidana korupsi salah satunya pembangunan gedung Pemkab Lamongan. “Di sana telah dilakukan pemeriksaan oleh KPK, indikasi kerugian negara Rp1,51 miliar. Saya juga mengawal kasus bibit sapi di kelompok ternak kelompok ternak, di situ ada kurang lebih 16 DRPD Lamongan yang terlibat,” katanya.

Ketika saya investigasi, sambung Baihaki, bibit sapi dan fisik bangunan tak pernah ada. Sejak saat itu saya sering didatangi dan diteror. Puncaknya saat malam minggu, Baihaki yang baru pulang dari Madura didatangi sekelompok orang dari LSM Jerat dan Ketua Umumnya bernama Miftah Zaini.

“Beliau saya sambut dan suruh datang. Diskusi panjang lebar, ada mobil kedua yang parkir. Selanjutnya ada seorang bernama Feri sedang mabuk menyampaikan jangan macam-macam, tidak peduli bahwa saya orang Madura akan dihantam dan dihajar,” ucapnya.

Atas kejadian itu, Baihaki berharap aparat untuk bertindak memproses sejumlah orang yang melakukan ancaman terhadap dirinya. “Saya berharap ada perindungan dari pihak kepolisian terkait ancaman yang saya terima,” pungkasnya. [bed]

Tags: