Yenny Wahid: Pilih Pemimpin yang Meneruskan Program Presiden Sebelumnya

Yenny Wahid saat menghadiri Apel Kebangsaan Barikade Gus Dur Jawa Timur di Tebuireng, Jombang, Kamis (07/09). [arif yulianto/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Putri Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yakni, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengatakan, figur pemimpin Indonesia ke depan yang harus dipilih adalah yang mempunyai komitmen kuat untuk meneruskan program-program presiden Indonesia saat ini dan presiden-presiden sebelumnya.

Hal tersebut dinyatakan Yenny Wahid saat menghadiri Apel Kebangsaan Barikade (Barisan kader) Gus Dur Jawa Timur (Jatim) di halaman Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), Tebuireng, Jombang, dalam rangka memperingati hari lahir Gus Dur, Kamis sore (07/09).

Kepada Barikade Gus Dur, Yenny Wahid memberikan arahan, saat ini dari tiga bakal calon presiden (bacapres) yang mengemuka, hanya dua yang pantas dipilih.

“Jadi kalau kemarin masih tiga pasang calon, sekarang tinggal dua. Karena kita menginginkan pemimpin yang akan melanjutkan pembangunan dari pemerintahan saat ini. Dan dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya,” kata Yenny Wahid.

“Jadi keberlanjutan kepemimpinan, keberlanjutan pembangunan. Ini salah satu kriteria kita untuk menentukan calon presiden yang akan kita dukung ke depan,” ujar Yenny Wahid.

Nah, dari dua bacapres itu kata Yenny Wahid, akan diputuskan menjadi pilihan final untuk didukung menjadi calon presiden (capres) yang harus dipilih. Waktu untuk finalisasi pilihan itu yakni pada bulan Oktober 2023 nanti.

“Oktober,” singkatnya. Sementara itu, Ketua Barikade Gus Dur Jawa Timur, Ahmad Arizal menjelaskan, apel kebangsaan ini dilaksanakan dalam rangka untuk memperingati hari lahir Gus Dur pada tanggal 7 September 1940.

“Sehingga dengan ini kita ingin mengawal dalam pelaksanaan demokrasi Indonesia, sehingga pelaksanaan demokrasi Indonesia berjalan dengan sukses dan damai,” ungkap Ahmad Arizal.

Dikatakannya, sesuai arahan dari Yenny Wahid, pihaknya diminta menunggu hingga bulan Oktober 2023 untuk menentukan pilihan siapa figur calon presiden yang harus didukung pada pemilihan presiden (pilpres) tahun 2024 mendatang.

“Kita harus patuh dan taat, apa yang disampaikan oleh beliau,” pungkas Ahmad Arizal. [rif.dre]

Tags: