Oleh :
Puisi En. Aang MZ
aku berlayar menuju keramaian kota
semata untuk bertemu pada cinta
untuk menyampaikan falsafah rindu
di tiap nadiku kata ibu
kujalankan perintah ibu
walau ombak dan panas menerjang
di sana lahirlah tabah samudra biru
untuk sampai ke pesan ibu
kian tiba kepelabuhan karang
aku hengkang yang penuh caci maki
oleh orang
di sanalah mata air bersabda
menjadikan perintah ibu jadi percuma
Annuqayah2019-Giliraja2021
Serabut Mantra
aku terjebak pada seorang wanita di teras tamu
di rumahnya teman selesai lebaran
dan ia memanahku melalu racun mata
yang diaduk oleh sungging bibir
dan serabut mantranya
hingga aku mabuk kepayang
jauh untuk membayang ke hal-hal kebaikan
aku terpaku dan bayanganku
selalu terpadu pada matamu.
Annuqayah2019-2021
Kedatanganmu Di Tunggu
melihat kota ke arah kidul
sekalipun tak tampak
hanya kerlap-kerlip suluh bintang
pada tiap tempo perumahan
yang bisa di pandang sebulum akhir petang
kebetulan aku lihat di ambang batas dermaga
yang pernah jadi saksi kelu di kala pengobatan rindu
desir angin telah mengepal tubuhku
mungkin karna tak berduaan bersammu
hanya bayangan rembulanmu menyeruap
di sela-sela dada membawa sebotol minuman
yang memabukkan
kembalilah sebelum akhir bulan ini
karna di sini ada yang patah tulang
yang butuh pengobatanmu
seperti rindu manjadi berlalu
2019-2021
Jawabanmu Di Tunggu
sudah terlalu bosan menelan rindu
begitu lama menjadi santapanku
yang serupa purnama tiap malam
dan aku akan mengatakan bahwa
aku menunggu segala macam kepastian
dari sebuah pertanyaan
keindahan kulitmu
aku seperti peminum yang kecanduan
tubuhmu yang sahdu
segala linu hilang begitu saja menjelma bayang
dan kecintaanku dalam kecanduan
begitu amat besar karna kebijakanmu
bila candu di ranting tubuhku
bisa di ukur oleh termometer akan kulakukan
biar kau tau setelah aku merindu padamu
dan satu lagi
senyum ranum bibirmu
terkatung-katung di bola mataku
semakin lama menjadi pelipur lara
dan sekarang inilah pertanyaannya
ah jangan, pertanyaan ini terlalu formal
intinya dari semua pertanyaan
bersifat kebaikan dan kebahagiaan
Giliraja, 2021-04-03
Aku Kagum Padamu
padamu aku kagum
di saat batinku sungguh-sungguh ingin membangun
istana bunga di palung dadumu
agar tidak sering ada di keramaian yang membosankan
entah mengapa kau membantah dengan cara berlari
sehingga aku tidak bisa berbicara dan melihatmu lagi
yang merangkul pelangi
dalam tendamu yang kau miliki
bisakah kau menjawab pertanyaanku
mengapa kau menjalani perihal ini
apakah ada kata-kata granat selain dari aku
sehingga kau lari dengan cara yang tidak ada kata setuju
Tentang Penulis : Annuqayah 2019
Lahir 18-Mei-2001 di Pulau Giliraja Sumenep. Kuliah di UIN KHAS Jember. Alumni Nurul Huda II, dan PP. Annuqayah daerah Lubangsa Selatan. Puisi-puisinya terantologi bersama dan di muat berbagai media daring maupun cetak di antaranya, Koran pendidikan, Malangpost, Ceribon, BMR FOX, Cakra Bangsa, Sastra remaja, Pontianak post, Rakyat Sumbar dan Radar Mojokerto. Pernah bergiat di Sanggar Basmalah.
———- *** ———–