Apresiasi Karya Siswa, 65 Guru Smekdor’s Nobar Film Kartolo Numpak Terang Bulan

Suasana nonton bareng film Kartolo Numpak Terang Bulan sebagai bentuk dukungan guru Smekdor’S kepada para karya siswanya.

Surabaya, Bhirawa
Film Kartolo Numpak Terang Bulan masih diputar di layar lebar bioskop seluruh Indonesia. Guna mendukung keterlibatan siswanya dalam pembuatan film ini, guru dan seluruh staf SMK Dr Soetomo Surabaya (Smekdor’s) pun nonton bareng di bioskop CGV Maspion Square, Senin (18/3) sore.

Film buatan sutradara M Ainun Ridho ini beberapa waktu yang lalu juga mendapat atensi dan apresiasi dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Pasalnya, selain mengenalkan tokoh legenda ludruk Surabaya, kru pembuatan film juga melibatkan 100 persen atau 80 ersen diantaranya diisi siswa jurusan Perfilman Smekdor’s.

Kepala Smekdor’s Juliantono Hadi menuturkan agenda nonton bareng film Kartolo Numpak Terang Bulan bersama para guru ini untuk mengapresiasi karya para siswa. Dengan begitu, mereka akan mengetahui hasil dari kerja keras para siswa yang turun langsung dan andil dalam pembuatan film.

“Dari nonton bareng ini, kita jadi tahu bahwa murid perfilman kita mampu dan ada kebanggan dari guru sebagai bentuk apresiasi ke siswanya,” ujar dia.

Disamping nonton bareng, kata Abah Anton, sapaannya juga ada tausiyah dan buka bersama para guru untuk menjalin silaturrahmi kebersamaan. Setidaknya ada 65 guru dan beberapa anggota keluarga yang diajak menonton film Kartolo Numpak Terang Bulan sebagai bentuk dukungan kepada para siswa.

Ditambahkan Waka Kesiswaan Smekdor’s Supardi proses pembuatan film Kartolo ini dilakukan saat Covid-19 lalu atau tepatnya 2019.

“Namun setelah penantian lama, Alhamdulillah karya anak-anak kita bisa diputar dan ditonton di seluruh bioskop di seluruh Indonesia,” terangnya.

Tokoh utama film, Cak Kartolo mengungkapkan pihaknya sudah lima kali menonton film yang dibuat di Surabaya ini. Ia mengaku cukup senang karena telah menunggu empat tahun proses produksinya. Ia juga menyangka bisa terlibat sebagai tokoh utama dalam pembuatan film ini.

“Saya heran dari pemain ludruk tapi dipercaya jadi begitu (tokoh utama) soale biasae senengane guyon (bercanda) malah jadi serius,” kata dia.

Usai nonton bareng ini, Cak Kartolo menilai anak-anak yang masuk ke dunia film tidaklah mudah karena harus hafal skenario dan berbeda saat ketika bermain ludruk. [ina]

Tags: