Jangan Menghujat Kalau Tak Sependapat

Pameran tugas akhir Mapel Seni Budaya SMAN 7, Kota Malang di Aula Sabhatansa, 6-7 Februari 2024.

Pameran Tugas Akhir Mapel Seni Budaya SMAN 7

Kota Malang, Bhirawa.
Pop Pop Pop salah satu karya tiga dimensi berupa bubble orbis warna-warni dalam wadah popcorn, lambang perbedaan dan kebersamaan yang dipamerkan dalam Gemonia, Gemaere Harmonia. Pameran tugas akhir Mapel Seni Budaya SMAN 7, Kota Malang di Aula Sabhatansa, 6-7 Februari 2024.

Menurut Pupus Yulia Wardani, Guru Seni Budaya SMAN 7 Malang, pameran sengaja digelar untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran yang diajarkan. Sekaligus mengetahui perkembangan siswa selama tiga tahun belajar.

“Tahun pertama pengenalan, tahun berikutnya observasi, dan sekarang mengetahui hasilnya, sejauh mana siswa menyerap ilmu yang kita berikan, ” katanya disela acara, Selasa (6/2/2024).

Sebelum pameran digelar. Ia meminta seluruh siswa kelas 12 membuat projek karya seni. Baik lukisan maupun seni patung atau tiga dimensi. Baik tema bebas atau tema kemanusiaan. Seperti tema Memanusiakan Manusia sebagai bentuk kepedulian atas perjuangan rakyat Palestina.

Dalam tema tersebut siswa diwajibkan membuat bentuk anatomi manusia, seperti tangan, kepala, kaki atau buah semangka yang menjadi simbol perjuangan rakyat Palestina. Dengan begitu siswa bisa belajar menuangkan ide, sesuai bentuk yang diinginkan.

Bukan hanya itu, untuk mempersiapkan pameran. Siswa diminta mengunjungi pameran seni. Mempelajari apa saja yang perlu dilakukan untuk menyiapkan pameran. Selain memilih karya, tata letak dan dekorasi ruangan.

Diantara karya yang dipamerkan, Pop Pop Pop, sebuah seni tiga dimensi sederhana. Berupa setumpuk orbis warna-warni dalam wadah popcorn. Dengan keterangan, jika ide dalam setiap kepala manusia itu berbeda-beda. Tidak perlu ada permusuhan bila terjadi perbedaan. Sebab perbedaan itu indah bila disatukan. Seperti warna orbis yang saling melengkapi.

“Ide dan pola pikir orang itu tidak sama. Kita harus saling menghargai. Jangan mudah menghujat, kalau tidak sependapat. Apalagi menjelang Pilpres. Bisa bahaya, ” kata Fatma Bulan Khalayang siswi kelas 12, MIPA 2, yang mengaku terinspirasi dari momen Pilpres ketika menyusun materi karyanya.

Sementara pameran tersebut diikuti 12 kelas, enam kelas MIPA, lima kelas IPS dan satu kelas Bahasa. Karena keterbatasan ruang pameran, setiap kelas hanya menampilkan 15 karya. Yang dipilih oleh oleh sie karya (kurator).Dengan tema yang berbeda di setiap kelas, seperti Secret Of Bloom, Cirque, Y2K, Nature Anf Life, Journey Of Color, Orbital OF JAPAN dan masih banyak lagi.

Sesuai dengan tema utama, keselarasan dalam harmoni. Dalam pameran tersebut menampilkan berbagai karya yang menarik seperti lukisan seorang yang hatinya rusak.

“Aku tau kita hanya teman”, menggambarkan cinta bertepuk sebelah tangan. Karya siswa MIPA 5. Selain itu, tema imajinasi ala cerita Alice In Wonderland pun dijumpai dalam karya lukis, seperti Alice jatuh dalam lubang kelinci, suasana hutan, White Rabbit, Joker serta atribut lain yang mendukung cerita tersebut.

Selain itu, juga digelar pentas seni, menampilkan kemampuan siswa dalam bernyanyi, bermain alat musik dan pertunjukan bantengan di halaman sekolah. (mut,hel).

Rate this article!
Tags: