Kelembagaan Perkebunan Penting di Setiap Rantai Pertanian

Kepala Disbun Jatim, Heru Suseno usai memberikan sambutan sekaligus pengarahan dalam kegiatan Pertemuan Pembinaan Kelembagaan.

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Peran kelembagaan perkebunan, baik Kelompoktani, Gapoktan, Asosiasi dalam penting disetiap rantai pertanian, dari pra produksi sampai pemasaran. Hal itu sesuai arahan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam mewujudkan dan mensukseskan program Pembangunan Perkebunan demi kesejahteraan petani perkebunan Jawa Timur.

Menilik hal itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Heru Suseno mengatakan, Gabungan Petani Perkebunan Indonesia (Geperindo) Jawa Timur, yang merupakan Asosiasi Petani Komoditi Perkebunan, diharapkan agar dapat meningkatkan peran, dengan prioritas sesuai potensi dan permasalahan masing-masing komoditi untuk peningkatan kesejahteraan petani.

Dalam Acara Pertemuan Pembinaan Kelembagaan, Heru mengharapkan Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR), melakukan langkah-langkah koordinatif dengan Direksi atau GM Pabrik Gula, untuk memperkuat kemitraan antara PG dan Kelompok tani.

Demikian juga Asosiasi Petani Tembakau (APTI) perlu memperkuat model kemitraan antara pabrik rokok dengan kelompoktani untuk menjamin kepastian pasar bagi petani. Begitupula dengan Asosiasi Petani Kopi (APEKI) dan Asosiasi Petani Kakao (APKAI), perlu terus meningkatkan koordinasi di level pemasaran produk primer.

Heru menambahkan, semua itu sebagaimana yang sudah dirintis oleh Ketua APKAI Jawa Timur bekerjasama dengan sejumlah kelompok tani di Kabupaten Malang, Madiun, Pacitan, Kediri, dan lainnya. Demikian juga Ketua APEKI bekerjasama dengan sejumlah Kelompoktani di Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Probolinggo.

Lalu juga ada Asosiasi Petani Cengkeh, mengkoordinasikan petani cengkeh untuk melakukan gerakan pengendalian penyakit pada tanaman cengkeh dan juga agar mulai merintis pasar, sebagaimana pada komoditi kakao dan kopi.

Begitu juga Asosiasi Petani Kelapa, bisa menggerakkan pengolahan produk samping yang potensial ekspor, seperti arang kelapa, serabut kelapa, asap cair dan jika memungkinkan menjalin kerjasama dengan eksportir.

Dalam acara itu, disampaikan Heru, hingga kini ada berbagai tantangan yang dihadapi gapoktan berbasis perkebunan, seperti kelembagaan petani masih terfokus pada aspek teknis dan sosial, belum banyak yang menangani aspek pemasaran. “Disinilah petani tidak memiliki posisi tawar yang kuat dalam pemasaran produknya,” kata Heru.[rac.ca]

Tags: