Ketika Cinta Terhalang Tradisi dan Tabu Politik

Judul : Sayap-Sayap Patah
Penulis : Kahlil Gibran
Penerbit. : Bentang Pustaka
Penerjemah : Sapardi Djoko Damono
Tahun : 2021
Tebal : xiv + 130 halaman
ISBN : 978-602-291-397-5
Peresensi : Ridwan Nurochman

Kisah dalam buku ‘Sayap-Sayap Patah’ merupakan kisah cinta paling megah dan fenomenal yang pernah ditulis Kahlil Gibran. Kahlil Gibran merajut sebuah kisah cinta tentang sepasang kekasih yang begitu indah menggelora. Namun, kisah cinta ini harus mengalami berbagai halangan untuk bersatu. Menurut pengamat sastra, kisah dalam buku ini sejajar dengan Romeo and Juliet karya William Shakespeare.

Kisah dalam buku ini diawali dengan alur flashback dari lelaki yang merasa kehilangan kekasih hatinya bernama Selma Karamy. Sang Lelaki harus berpisah dengan gadis yang dicintainya sebab gadis itu diinginkan oleh seorang Uskup yang berkeinginan mengambil gadis itu untuk kemenakannya. Selanjutnya yang terjadi adalah kegagalan cinta yang harus diakhiri dengan kesengsaraan dan dukacita. Bahkan dengan kematian Selma, meskipun bukan karena cinta itu sendiri, melainkan karena melahirkan.

“Aku begitu asyik dengan pikiran dan perenungan dan mencoba memahami makna alam dan wahyu dari buku-buku dan kitab suci ketika aku mendengar CINTA dibisikkan di telingaku melalui bibir Selma. Hidupku dalam keadaan koma, kosong seperti kehidupan Adam di Surga, ketika aku melihat Selma berdiri dihadapanku seperti berkas cahaya. Perempuan itu adalah Hawa hatiku yang memenuhinya dengan rahasia dan keajaiban dan membuatku paham akan makna hidup” (hal.2)

Kahlil Gibran dalam buku ini tidak hanya mengisahkan kehidupan sepasang kekasih, tetapi juga menampilkan berbagai masalah yang berkaitan dengan nasib perempuan, penindasan, ketidakadilan bahkan korupsi yang terjadi di Lebanon. Dan dalam kisah ini, semua kisah itu bersumber pada penguasa agama, yakni Uskup.

Prahara yang akhirnya berujung kesedihan dalam kisah ini berawal ketika seorang Uskup meminta Selma dari Farris Effandi untuk dijadikan istri dari kemenakan Uskup. Kesedihan itu bukan hanya dirasakan oleh lelaki yang mencintainya, tetapi juga dirasakan oleh Farris Effandi sendiri. Betapa tidak, kini anak gadisnya akan direnggut dari tangannya. Farris Effandi terpaksa menerima permintaan Uskup, sebab dia tahu kemenakan Uskup itu adalah seorang yang berbahaya, kejam dan korup.

Namun, Farris Effandi tidak memiliki daya untuk menolak permintaan Uskup, sebab di Lebanon tak ada orang Kristen yang mampu melawan uskupnya tanpa terganggu kedudukannya. Tak ada orang yang dapat melawan pemimpin agamanya dan mempertahankan nama baiknya. Seandainya Farris Effandi melawan Uskup, maka nama baik Selma yan akan hancur dan dicemarkan oleh kotoran bibir dan lidah.

Seiring berjalannya waktu hanya kesedihan dan prahara yang bisa dirasakan tokoh lelaki itu. Ia merasa mata yang digunakan untuk memandang keindahan musim semi dan kesadaran akan alam, hanya dapat melihat kegeraman prahara dan ngeri musim dingin. Seakan tak ada lagi yang lebih pahit daripada malam-malam kepedihan yang tanpa batas.

“Cinta, Kekasihku Selma, akan menetap bersamaku sampai akhir hidupku, dan setelah kematian, tangan Tuhan akan mempersatukan kita kembali” (hal.66)

Dalam buku ini Gibran menunjukkan kepiawaiannya dalam bahasa yang metaforis. Dengan begitu khas, Gibran menggunakan bahasa metaforis untuk mengungkapkan segala jenis perasaan tokohnya, dan ini sangat menakjubkan. “Keindahan pepohonan, sinar bulan, keheningan yang mendalam, segalanya tampak menakutkan. Cahaya yang telah menunjukkan keindahan dan keajaiban dunia kepadaku berubah menjadi nyala api besar yang membakar hatiku; dan musik Abadi yang biasa kudengar menjadi kebisingan, lebih menakutkan daripada auman singa” (hal.72)

Kisah ini begitu menarik untuk disimak dan dihayati, tentang tragisnya sebuah kisah cinta yang menggelora harus terhalang dinding pemisah.

Satu hal yang membuat buku ini terasa ada yang kurang, hilang tiada lain karena nama tokoh lelaki yang mencintai Selma Karamy tidak disebutkan secara jelas oleh penulis. Namun untuk keseluruhan buku ini sangat direkomendasikan bagi para pembaca yang menyukai genre seperti ini.

——— *** ———

Tags: