Nurwiyatno Resmi Daftar Bacagub ke Partai Demokrat

Jadi Kuda Hitam
Majunya Drs Nurwiyatno MSi dalam Pilgub Jatim 2018 dianggap sebagai kuda hitam. Sebab sosoknya yang dinilai sebagai loyalis Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, diprediksi mampu dengan mudah mencuri perhatian masyarakat Jatim. Selain itu, Nurwiyatno juga dianggap sangat lihai dalam berkomunikasi politik.
“Jika selama ini nama Pak Nurwiyatno belum pernah muncul dalam hasil lembaga survei, karena umumnya lembaga survei dilaksanakan pada awal 2017. Sementara nama Pak Nurwiyatno baru muncul sebulan terakhir. Setelah ini, saya yakin nama Nurwiyatno akan muncul dan memberikan kejutan,” kata pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Hari Fitrianto, Minggu (16/7).
Meski tergolong sosok baru dalam ranah politik Jatim, namun Hari menyatakan, Nurwiyatno tidak bisa dianggap sebelah mata. Sebab pria yang sehari-hari menjabat Inspektur Provinsi Jatim itu memiliki banyak kelebihan yang mampu mendongkrak popularitas, akseptabilitas dan elektabilitasnya.
“Di lingkungan birokrat, saya kira semua ASN khususnya di lingkungan Pemprov Jatim kenal dengan Pak Nurwiyatno. Beliau memiliki jabatan strategis yakni menjadi Inspektur Provinsi Jatim. Beliau juga dianggap loyalis Pakde Karwo (sapaan akrab Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo, red) di Pemprov Jatim maupun di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia),” katanya.
Jika mantan Penjabat Wali Kota Surabaya ini mampu memanfaatkan misi menjadi penerus Pakde Karwo, lanjut Hari, patut menjadi kandidat yang perlu diperhitungkan. Apalagi, representasi suara abangan saat ini belum begitu kuat meski sudah ada nama-nama seperti Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Ketua PDIP Jatim Kusnadi yang telah mendaftarkan diri di PDIP Jatim.
“Tapi yang paling menjadi modal kuat adalah birokratnya. Selama ini imej pemimpin dari birokrat sudah sangat baik, setelah Pakde Karwo menjadi Gubernur Jatim. Saat ini orang tahu, Pakde Karwo adalah gubernur yang dari birokrat. Jadi orang akan beranggapan, birokrat layak menjadi pemimpin Jatim. Warisan inilah yang harus mampu Pak Nurwiyatno manfaatkan,” ungkapnya.
Menurut Hari, setelah Nurwiyatno mendaftar di Partai Demokrat, banyak teman-temannya yang merespon baik. Bahkan tidak hanya dari Surabaya, dari daerah lain seperti Blitar memberikan apresiasi positif. “Contoh respon positif ini, walaupun hanya lingkup kecil, bisa menjadi modal jika publik tidak anti pati terhadap Pak Nurwiyatno. Khususnya bagi orang-orang yang mengenai beliau,” tandasnya. [iib]

Tags: