Pendidikan Karakter Siswa Melalui Teori Penguatan Skinner

Oleh :
Amanat Solikah
Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Muhamadiyah Surabaya Sekaligus Kader IMM Blue Savant (FKIP UMSurabaya)

Teori Penguatan Skinner, yang juga dikenal sebagai teori operant conditioning adalah salah satu teori dalam psikologi behavioristik yang dikembangkan oleh B.F. Skinner. Teori ini memberikan pemahaman tentang bagaimana perilaku individu dapat dipengaruhi dan diperkuat oleh konsekuensi dari tindakan mereka.

Pendekatan behavioristik yang diusung oleh Skinner menekankan bahwa perilaku manusia dapat dipahami dengan mengamati respon yang terjadi setelah tindakan tertentu dilakukan. Dalam konteks pendidikan karakter siswa, teori penguatan Skinner fokus pada bagaimana penguatan positif dan hukuman yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter dan perilaku siswa.

Penguatan positif adalah tindakan memberikan hadiah, pujian, atau penghargaan setelah perilaku tertentu ditampilkan oleh siswa. Ketika penguatan positif diberikan setelah perilaku yang diinginkan, siswa cenderung mengulangi perilaku tersebut karena merasa diperhatikan dan dihargai. Misalnya, ketika seorang siswa menunjukkan sikap empati terhadap teman sekelas yang sedang bersedih, guru memberikan pujian yang mencerminkan penghargaan atas sikap empati tersebut. Sebagai hasilnya, siswa akan cenderung menunjukkan sikap empati tersebut di masa depan.

Di sisi lain, hukuman adalah tindakan memberikan konsekuensi negatif setelah perilaku yang tidak diinginkan ditampilkan oleh siswa. Hukuman bertujuan untuk mengurangi kemungkinan perilaku tersebut muncul kembali di masa depan. Namun, dalam pendidikan karakter, pendekatan positif yang menekankan pada penguatan positif sering kali lebih diutamakan daripada penggunaan hukuman.

Penerapan teori penguatan Skinner dalam pendidikan karakter dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif, dimana perilaku siswa yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik diperkuat secara konsisten. Dengan memberikan penguatan positif yang tepat, siswa akan merasa termotivasi untuk menginternalisasi dan mengamalkan nilai-nilai karakter yang positif dalam kehidupan sehari-hari.

Relevansi Teori Skinner dengan Pendidikan Karakter
Relevansi Teori Skinner dalam pendidikan karakter terletak pada penggunaan prinsip-prinsip teori penguatan Skinner untuk membentuk perilaku siswa yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang positif. Dalam konteks ini, terdapat dua konsep utama dari teori penguatan Skinner yang dapat diaplikasikan:

Pertama adalah penguatan positif. Prinsip penguatan positif dalam teori Skinner menyatakan bahwa perilaku yang diberi penguatan positif akan cenderung diulangi di masa depan. Dalam pendidikan karakter, guru dan lingkungan sekolah dapat memberikan penguatan positif berupa pujian, penghargaan, atau imbalan positif lainnya ketika siswa menunjukkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik, seperti kejujuran, empati, kerjasama, dan disiplin.

Penguatan positif ini akan memperkuat dan mendorong siswa untuk terus mengamalkan nilai-nilai karakter yang positif dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua adalah penggunaan hukuman. Meskipun penguatan positif lebih diutamakan dalam pendidikan karakter, penggunaan hukuman dalam teori Skinner dapat digunakan dengan bijaksana dalam situasi tertentu. Hukuman bertujuan untuk mengurangi kemungkinan perilaku yang tidak diinginkan muncul kembali. Namun, dalam pendidikan karakter, pendekatan positif yang menekankan penguatan positif sering kali lebih efektif dan lebih mendukung dalam membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang positif. Penggunaan hukuman harus digunakan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan dampak negatif pada perkembangan karakter siswa.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip penguatan Skinner, pendidikan karakter dapat memberikan dorongan positif bagi siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai karakter yang positif. Dalam lingkungan pembelajaran yang memperkuat karakter, siswa akan merasa termotivasi untuk mempraktikkan sikap dan perilaku yang baik serta mengembangkan kepribadian yang bertanggung jawab dan moral dalam kehidupan mereka. Hal ini membantu menciptakan lingkungan sekolah yang positif dan menghasilkan warga negara yang berintegritas dan memiliki dampak positif dalam masyarakat.

Penguatan positif adalah salah satu metode efektif dalam pendidikan karakter untuk meningkatkan perilaku siswa yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diinginkan.

Melalui penguatan positif, guru dan lingkungan sekolah memberikan respon yang menguatkan dan mengapresiasi perilaku siswa yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang positif.Berikut adalah pemaparan tentang bagaimana penguatan positif dapat digunakan dalam pendidikan karakter:

Pertama pujian. Memberikan pujian langsung dan tulus kepada siswa ketika mereka menunjukkan perilaku yang baik atau mencerminkan nilai-nilai karakter yang diinginkan. Pujian yang spesifik dan jujur dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dan memperkuat motivasi mereka untuk terus berperilaku positif.

Kedua penghargaan.Memberikan penghargaan atau sertifikat prestasi khusus bagi siswa yang secara konsisten menunjukkan perilaku yang positif dan mencerminkan nilai-nilai karakter yang diinginkan. Penghargaan ini dapat berupa pengakuan publik di depan teman sekelas atau penampilan khusus di acara sekolah.

Ketiga hadiah.Memberikan hadiah material, seperti buku, mainan, atau hadiah lainnya sebagai bentuk apresiasi atas perilaku yang baik. Hadiah ini dapat menjadi insentif tambahan bagi siswa untuk terus berusaha menjadi lebih baik dalam mempraktikkan nilai-nilai karakter positif.

Keempat model perilaku positif.Menggunakan contoh perilaku positif dari siswa lain atau figur panutan untuk mengilhami siswa agar meniru perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diinginkan.

Kelima umpan balik konstruktif.Memberikan umpan balik yang konstruktif ketika siswa menunjukkan perilaku yang baik dan mencerminkan nilai-nilai karakter. Umpan balik ini dapat membantu siswa memahami arti penting dari perilaku mereka dan mendorong mereka untuk terus berperilaku positif.

Keenam program penghargaan.Menerapkan program penghargaan berkelanjutan dalam kelas atau sekolah yang memberikan pengakuan dan penguatan positif secara teratur kepada siswa yang menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diinginkan.

Dengan menggunakan penguatan positif secara konsisten dan tepat, siswa akan merasa dihargai dan didorong untuk terus mengamalkan perilaku yang baik dan mencerminkan nilai-nilai karakter yang positif. Penguatan positif menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan membangun kepribadian siswa yang bertanggung jawab dan beretika, sehingga memberikan dampak positif dalam kehidupan mereka dan masyarakat sekitarnya.

Tantangan dalam Implementasi
Tantangan dalam mengimplementasikan pendekatan behavioristik Skinner dalam pendidikan karakter meliputi keselerasan nilai. Tantangan utama adalah mencocokkan nilai-nilai karakter yang ingin diterapkan dengan nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota sekolah, termasuk guru, siswa, dan staf. Jika tidak ada keselarasan nilai, penguatan positif mungkin tidak efektif karena siswa mungkin tidak sepenuhnya memahami dan menghargai tujuan pendidikan karakter.

Selanjutnya adalah konsistensi penerapan. Diperlukan konsistensi dalam penerapan penguatan positif dan penggunaan hukuman. Jika penguatan positif diberikan hanya secara selektif atau hukuman digunakan secara tidak konsisten, siswa mungkin menjadi bingung tentang apa yang diharapkan dari mereka dan dapat menyebabkan ketidakmengertian mengenai tujuan program pendidikan karakter.

———– *** ————

Tags: