Pererat Kerjasama, Dua Negara Berkunjung ke Smamda Surabaya

Guru Bahasa Inggris, Agung Prasetya dan lima siswa SMA Muhammadiyah 2 Pucang Surabaya saat berdialog bersama Konsul Jenderal Australia, Chris Barnes. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Dalam waktu hampir bersamaan SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Pucang, Surabaya menerima kunjungan tamu negara tetangga dua kali, Jumat (8/12) lalu. Tamu pertama yang tiba rombongan dari Negara Malaysia yakni sebanyak 30 kepala sekolah dan guru Majelis Pengetua Sekolah Malaysia (MPSM) Kedah, untuk studi banding.
Sedangkan tamu kedua Konsul Jenderal Australia di Surabaya, Chris Barnes, yang bermaksud mempererat Program Kemitraan Sekolah melalui Bridge (Building Relationship Through Intercultural Dialog and Growing Engagement) antara Indonesia dan Australia. Dan SMAMDA telah bergabung dengan Bridge sejak tahun 2008.
Menurut Ketua Rombongan dari Malaysia, Abu Seman bin Sareh Md Isa, SMAMDA yang berlokasi di Pucang Anom ini sekolah yang unggul, bagus dan mempunyai banyak prestasi, sehingga sudah dikenal luas di Malaysia, sehingga pihaknya ingin mengetahui lebih banyak upaya yang dilakukan sekolah dalam mencetak siswa-siswanya agar bisa berprestasi baik ditingkat nasional maupun internasional.
“Kami bersama rombongan berkeinginan menjalin kerja sama program pertukaran pelajar. Sekaligus kami memanfaatkan studi banding ini, bersama Ustadz Astajab SPd MM selaku Kepala SMAMDA menandatangani MoU. Sehingga tahun depan kerjasama yang terjalin semakin erat dan bisa ditindaklanjuti,” jelas Abu Seman.
Di lain pihak, Chris Barnes yang tiba belakangan menjelaskan, kedatangannya ingin melihat pelaksanaan student exchange SMAMDA dengan sekolah partner, Lorne P-12 College. Bridge merupakan program kemitraan sekolah Australia-Indonesia yang didanai pemerintah Australia melalui Department Foreign Affairs and Trade (DFAT), Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan dikelola Asia Education Foundation (AEF).
Bridge mempertemukan sekolah-sekolah di Indonesia dan Australia dengan tujuan untuk mendukung pengembangan kesadaran lintas budaya, peningkatan kemampuan paedagogi, pengembangan TIK dalam pembelajaran khususnya bahasa asing dan pembelajaran kolaboratif.
Chris menilai Smamda berhasil melaksanakan program ini. Delapan tahun berselang hubungan baik Smamda dengan Lorne Collage terbina baik. Ia sangat mengapresiasi segala upaya yang dilakukan sekolah ini dan semua pihak yang mendukung dalam membina hubungan kemitraan sekolah lintas negara.
Komunikasi yang terjalin dan kegiatan kunjungan balasan antara Smamda dan Lorne P 12 College sangat aktif, melalui pemanfaatan media dan teknologi sehingga memperlancar kegiatan kerjasama yang telah menjadi agenda rutin setiap tahunnya.
Usai pertemuan, Ustadz Astajab mengungkapkan, setiap tahun ada 70 siswa yang mendaftar program Bridge. Tapi kuotanya 10-12 siswa per sekolah. Dengan kunjungan Konsul Jenderal Australia ini, diharapkan Bridge bisa mencari sekolah partner di Australia lagi sehingga minat siswa mengikuti student exchange kuotanya bertambah. [fen]

Tags: