Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Ratna Harapkan Media Tak Mengurangi Sikap Kritis

Anggota MPR RI Hj. Ratna Juwita Sari, SE, MM. Saat memaparkan materi Empat Pilar MPR RI dihadapanpara Jurnalis baik yang tergabgung dalam AJI, PWI mapun RPS di Kabupaten Tuban.

Tuban, Bhirawa
Seluruh jurnalis yang bertugas di Kabupaten Tuban, baik yang tergabung adalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI Bojonegoro), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Tuban dan Ronggolawe Press Solidarity (RPS), Senin (18/04) kemarin ikuti Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang diadakan oleh Anggota MPR RI Hj. Ratna Juwita Sari, SE, MM.

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, yang dilakukan di Resto Faleeha Seafood Jl. Fatkhurrahman Kafrawi Bogorejo Tuban, dengan seksama diikuti oleh para jurnalis hingga selasaia dan dilanjutkan buka bersama.

Hj. Ratna Juwita Sari, SE, MM, yang juga anggota Fraksi PKB DPR RI ini menyampaikan tentang makna dan nilai nilai empat pilar kebangsaan. Yakni Undang Undang Dasar 1945, Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika.

Sosialiasi empat pilar berlangsung tetap mengedepankan protokol kesehatan dengan mengenakan masker, sosialisasi empat pilar MPR RI ini menjadi kewajiban untuk terus ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat.

“Sosialisasi empat pilar merupakan tugas yang harus selalu kami sampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat,” tegas anggota DPR RI komisi VII yang membidangi energi, riset dan industri ini.

Saat sosialiasi empat pilar MPR RI, politisi muda kelahiran Tuban ini juga menyerap aspirasi masyarakat Tuban. “Saya juga menyerap aspirasi masyarakat”, kata Ratna Juwita.

Ibu dua putri yang enak diajak Ngobrol ini juga mengkungkapkan kalau peran pers begitu vital disaat teknologi informasi menghegemoni setiap denyut kehidupan masyarakat. Sikap kritis yang ditampilkan media massa sangat dibutuhkan semua organ pemerintah.

Fungsi kontrol media patut dimainkan secara profesional, agar menjadi bagian dari mengawal perubahan. “Dibutuhkan sikap kritis yang konstruktif dari media agar tahu kekurangan Pemerintah, baik di lembaga legislatif maupun eksekutif, dalam membuat kebijakan,” papar alumni Fakultas Ekonomi Bisnis, Unair, Surabaya itu.

Berita yang dipublis media acap kali berbasis data yang faktual. Apalagi bila dikemas dengan kritik membangun, bukan kritik yang mematikan. Sisi inilah yang dibutuhkan, dan itu menjadi bagian dari kinerja media.

Alumni STIE Mahardika, Surabaya yang aktif diberbagai organisasi sosial di Bumi Wali Tuban ini tak menampik, jika terbantu oleh peran kontrol dari media massa.

Hampir semua informasi yang berbasis data, tentunya setelah ia verifikasi di lapangan, akan dibawa ke Senayan. Termasuk pula, diantaranya, ke Kementrian ESDM yang menjadi domain dari komisinya, Komisi VII.

“Saya berharap media pernah jangan mengurangi sikap kritis yang konstruktif, agar pemerintah ada yang mengontrol,” pungkas Ratna yang juga pengurus Muslimat NU Tuban. [hud.dre]

Tags: