Surabaya Perlu Peningkatan Pantauan Keamanan

Teroris(Paska Penangkapan Tiga Terduga Teroris)
DPRD Surabaya,Bhirawa
Tertangkapnya 3 teroris oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 ditempat yang berbeda di wilayah Surabaya mendapat atensi khusus dari legislatif.  Dewan berharap tindakan pengamanan semakin ditingkatkan  terutama di wilayah Surabaya yang heterogen ini.
“Terima kasih kepada keamanan yang sudah mengamankan kota surabaya dari teroris,” kata Masduki. “Artinya, surabaya ini harus lebih waspada, karena Surabaya menjadi target,” tambahnya.
“Saya tidak tahu, apakah diketemukannya bom yang siap meledak akan diledakan di Surabaya atau tempat lain,” ungkapnya.
Pada kesempatan kemarin, Masduki meminta agar masyarakat juga meningkatkan kewaspadaan dan bekerja sama dengan pihak keamanan.  “Saya berharap masyarakat tidak kawatir, tapi keamanan pada jajaran kepolisian dan lainnya lebih waspada, dimana konsidi surabaya yang dulunya kondusif, sekarang ini harus lebih waspada,” terangnya.
Salah satu u[ayanya, lanjut mantan ketua GP Anshor Surabaya ini, kerja sama pengurus kampung dan pihak keamanan untuk memantaua arus keluar masuk penduduk di wilayah masing-masing.
“Dan saya berharap kepada masyarakat, terutama kepada pengurus kampung, akan lebih dominan dapat memantau orang-orang baru di daerahnya, yang mencurigakan,” jelasnya.
Masduki menambahkan, terkait wajib lapor untuk warga yang datang, itu harus dibuatkan Peraturan Daerah (Perda). “tamu yang datang harus lapor ke pengurus kampung, itu untuk antisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan,” paparnya.
“Tapi kenyataannya sistem itu tidak berjalan, Sistem Keamanan Lingkungan (siskampling) saja sudah amburadul, dengan kejadian seperti ini, maka kita tingkatkan lagi siskampling supaya dapat terdeteksi secara dini dari hal-hal yang mencurigakan di sekitar kita,” pungkasnya.
Bom High Explosive
Buntut penangkapan tiga terduga teroris di Surabaya oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, Rabu (8/6) lalu, Polrestabes Surabaya bersama Gegana Sat Brimobda Jatim meledakkan (Disposal) 3 bom berdaya ledak tinggi (High Explosive) di lahan Inkoppol Polri Jl Tambak Oso Wilangon, Kamis (9/6).
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Iman Sumantri mengatakan, pemusnahan atau Disposal ini merupakan hasil barang bukti penangkapan terduga teroris oleh Densus 88, Rabu kemarin. Adapun bom yang dimusnahkan ini terdiri dari tiga jenis bom rakitan yang mempunyai system peledakan yang berbeda-beda.
Bom rakitan pertama, lanjut Iman, merupakan bom dengan system aktivasi switch command yang menghubungan langsung ke handphone. Jika handphone dikontak, seketika itu bom akan meledak. Kedua, bom rakitan pipa dan ketiga merupakan bom dengan system aktivasi anti cahaya yang memiliki kemajuan teknologi.
“Menurut ahlinya, tiga bom yang diledakkan ini memiliki kekuatan high explosive atau berdaya ledak tinggi,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Iman Sumantri, Kamis (9/6).
Dijelaskan Iman, selain tiga bom rakitan yang sudah diledakkan, petugas berhasil mengamankan bahan peledak seberat 6 kilogram dan merupakan rangkaian dari penangkapan terduga teroris oleh Densus 88. “Untuk barang bukti lainnya sekitar 20 rangkaian, akan dilakukan penyidikan lanjutan terhadap bb itu. Jadi, total bom ada 23 rangkaian, dimana tiga diantaranya diledakkan,” ungkapnya.
Mantan Direskrimum Polda Jabar ini menghimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dalam menjaga lingkungan masing-masing. Kejadian itu, lanjut Iman, merupakan peringatan kepada semua elemen dan masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap gejolak yang timbul di lingkungan tempat tinggalnya.
“Yang jelas, kejadian (teroris, red) kemarin merupakan peringatan bagi kita semua. Perlu ada kepedulian bersama untuk menjaga lingkungan tempat tinggal maupun Kota Surabaya dari segala jenis tindak kejahatan, apalagi terorisme. Bila ada yang mencurigakan, tolong itu diinformasikan ke Polisi, walaupun itu saudara sendiri. Hal ini guna mencegah jatuhnya korban banyak dari kasus terorisme,” pungkasnya.
Sementara itu, sehari pasca ditangkapnya Priyo Hadi Purnomo (35) dikediaman orang tuanya di Jl Lebak Timur 3D no 18, garis Polisi masih terpasang di rumah atau kamar yang dithuni pria yang akrab dipanggil Pur itu. Bahkan, kondisi kamar terduga teroris ini masih terlihat berantakan setelah sebelumnya tim Densus 88 berhasil mengamankan diantaranya sejumlah bom, senjata api laras panjang, dan sepucuk senapan rakitan.
Ditemui Bhirawa di rumahnya, Jarni (49) selaku orang tua Priyo Hadi Purnomo mengatakan, sampai saat ini dirinya tidak percaya dengan kejadian yang menimpa anaknya. Bahkan, Pur yang merupakan anak nomor 3 dari 7 bersaudara ini dikenal pendiam. “Saya selalu memperingatkan Pur untuk tidak bergaul dengan sembarangan orang. Sebab saya sudah trauma dengan kasus narkoba yang pernah dilakukan Pur,” tandasnya.gat bed
[gat]

Tags: