Tingkatkan SDM, Dinkes Kabupaten Probolinggo Gelar Gladi Lapang Kesehatan

Gladi lapang bidang kesehatan digelar Dinkes, Sabtu (23/7) [wiwit agus pribadi/bhiraawa]

Kab Probolinggo, Bhirawa.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar simulasi/gladi lapang bidang kesehatan dalam menghadapi krisis kesehatan di Lapangan Kecamatan Pakuniran, selama dua hari.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari 33 puskesmas, 6 rumah sakit, BPBD Kabupaten Probolinggo, Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo, Kodim 0820 Probolinggo, Polres Probolinggo, Dokkes Kabupaten Probolinggo, Koramil Pakuniran, Polsek Pakuniran, Kepala Puskesmas Glagah, PSC 119 Kabupaten Probolinggo, Klaster dan Sub Klaster Kesehatan Dinkes Kabupaten Probolinggo serta Relawan Kesehatan dari Kabupaten Probolinggo. Mereka dipandu narasumber Fasilitator dari Dinkes Provinsi Jawa Timur dan Fasilitator dari RSUD Karsa Husada Batu.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono melalui Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr. Dwi Indah Lestari, Sabtu (23/7) mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bidang kesehatan apabila terjadi krisis kesehatan di Kabupaten Probolinggo.

“Selain itu, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia khususnya klaster kesehatan dalam melaksanakan Standart Of Prosedure (SOP) yang telah dibuat, meningkatkan pemahaman dan pengalaman tentang pentingnya kesiapsiagaan apabila terjadi krisis kesehatan khususnya bidang kesehatan, menguji rencana kontijensi yang sudah dibuat serta mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bidang kesehatan,” katanya.

Menurut Dwi Indah, krisis kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pengungsian dan atau adanya potensi bahaya yang berdampak pada kesehatan masyarakat yang membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan normal dan kapasitas kesehatan tidak memadai.

“Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dari bahaya bencana melalui tindakan pencegahan yang efektif dan tepat waktu, tindakan tanggap darurat dan bantuan saat bencana,” jelasnya.

Dwi Indah menerangkan rencana kontingensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontijensi atau yang belum tentu. Kabupaten Probolinggo memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang berpotensi menimbulkan bencana, baik disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

“Adapun jenis ancaman bencana yang ada di Kabupaten Probolinggo diantaranya banjir, letusan gunung api, tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung, kebakaran dan kecelakaan transportasi darat,” tambahnya.(Wap.hel)

Tags: