Unusa Cetak 22 Dokter Muda UKMPPD First Taker

Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa)

Surabaya, Bhirawa
Universits Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melantik dan mengambil sumpah 22 dokter muda. Menariknya, pengambilan sumpah dokter ini dilakukan setelah mahasiswa program profesi dokter dinyatakan lulus dalam mengikuti UKMPPD.
UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) merupakan ujian terakhir bagi calon dokter untuk memperoleh ijazah dan dapat mengikuti program internship, serta memperoleh surat tanda registrasi dokter. STR ini dibutuhkan oleh lulusan untuk bekerja dan melanjutkan studi.
“Sumpah dokter kali ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan di FK Unusa. Untuk periode Februari 2022, seluruh peserta UKMPPD yang didaftarkan first taker, 100% lulus. Jadi kami patut bersyukur dengan capaian ini, hal ini juga merupakan sebuah prestasi yang membanggakan,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Unusa, Dr dr Handayani, MKes, Sabtu (24/4).
Dikatakannya, salah satu tolok ukur keberhasilan dalam mengelola fakultas kedokteran adalah mengantarkan para mahasiswa program pendidikan profesi dokter lulus dalam UKMPPD untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter.
“UKMPPD Ini pelaksanaannya terpusat secara nasional, sehingga angka kelulusan first taker mempresentasikan proses pembelajaran yang berkualitas,” jelasnya.
Sementara itu, menjadi satu – satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jawa Timur yang menggelar UKMPPD, Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng mengatakan, ke depan dengan telah beberapa kali meluluskan sarjana kedokteran maupun profesi dokter, Unusa sedang merencanakan untuk mempersiapkan pendidikan dokter spesialis. Apalagi Unusa memiliki RS Pendidikan secara mandiri.
“Modal kami dengan memiliki tiga RS termasuk RS Pendidikan utama, di bawah Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) adalah potensi yang tidak terbantahkan untuk menunjang rencana itu,” katanya.
Kendati begitu, kini proses penyiapan pendidikan dokter spesialis masih terus dikaji untuk dilakukan penyusunan rencana dan mengusulkannya kepada pemerintah dan asosiasi dalam pembukaan pendidikan dokter spesialis.
Penempatan pendidikan dokter spesialis ini direncanakan di RS Islam A.Yani yang kini sedang dalam tahap pembangunan setinggi 13 lantai.
“Dalam rencana Yarsis di gedung 13 lantai tersebut selain akan digunakan untuk layanan kesehatan juga akan dijadikan sebagai RS Pendidikan sekaligus Pendidikan Profesi Dokter Spesialis (PPDS),” urainya
Lebih lanjut, dalam rencana pengembangan Yayasan, di RS AYani itu juga nantinya akan dijadikan Pusat Pendidikan Program Pascasarjana dan pusat pembelajaran digital Unusa.
Prof Jazidie melanjutkan, Unusa akan terus bergerak vertikal. Artinya, akan mengembangkan Program Pascasarjana dan Spesialis, dan akan menjadi universitas atau perguruan tinggi kesehatan, karena core bisnis kami sejak awal memang di bidang kesehatan.
“Tentu fakultas atau Prodi lain tetap ada, tapi semaksimal mungkin diarahkan untuk mendukung bidang kesehatan,” katanya.
Sekertaris III Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Surabaya, dr Hilman Siregar mengatakan, pihaknya siap melakukan pembinaan pada 22 dokter muda Unusa yang baru dilantik dan diambil sumpah. Selama ini pihaknya mengadakan kegiatan yang sifatnya menjaga kompetensi dokter yang sudah ada. Dr Hilman juga menyebut, lulusnya dokter muda ini dapat menembel kebutuhan dokter di wilayah Indonesia Timur.
“Kami berharap mereka mau ditempatkan dan mengabdi di daerah-daerah terpencil. Karena permasalahan saat ini pemerataan dokter kurang merata. Contoh di daerah Indonesia Timur,” tandasnya. [ina.fen]

Tags: