Usaha Kuliner Mikro Sidoarjo Mengeluh Terdampak Kenaikan Migor

Julita Indah Prasetiari. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa.
Keluhan atas kenaikan minyak goreng, saat ini sedang terjadi di mana-mana. Termasuk dari Kab Sidoarjo.

Menurut Kasubag Penanaman Modal dan BUMD Bagian Perekonomian dan sumber daya alam Pemkab Sidoarjo, Julita Indah Prasetiari SE MAP, masyarakat yang Curhat melaporkan kondisi ini banyak berasal dari pelaku usaha kuliner kategori mikro.

“Harga Migor terus naik, mereka mengeluh susah dalam menjual produknya,” komentar Julita, Rabu (10/11) kemarin.

Masyarakat Sidoarjo yang mengeluh atas kenaikan harga Migor ini, menurut Julita, menghubungi lewat telpon dan WA kepada Dinas Perindag Kab Sidoarjo.

Meski para usaha kuliner mikro ini, banyak yang mengeluh, namun menurut Julita, belum sampai ada laporan pelaku usaha kuliner di Sidoarjo sampai guling tikar.

“Semoga saja tidak sampai terjadi. Semoga masalah ini bisa teratasi. Sebab baru saja ekonomi di Sidoarjo bergeliat lagi. Setelah hampir 2 tahun stagnan, karena terjadi pandemi covid-19,” katanya.

Tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kab Sidoarjo, menurut Julita, sejauh ini masih hanya bisa menampung keluhan masyarakat. Selasa, 9 November, TPID Sidoarjo sudah meneruskan keluhan masyarakat ini kepada TPID Provinsi Jawa Timur.

“Semoga cepat ada solusi. Saya baru saja mendapat laporan distributor Sembako yang datang ke kantor, kenaikan Migor ini tidak lagi per hari. Malah sudah per jam,” katanya.

Dirinya menyebut Migor kemasan merk Filma langsung dari pabrik, per 1 kilonya Rp 15 ribu. Ini kalau sudah dipasaran, dijual lagi oleh pihak kedua dan ketiga, tentu saja harganya akan melambung.

Pesan yang bisa disampaikan kepada masyarakat, hendaknya melakukan penghematan atas penggunaan Migor. Pesan lain, masyarakat membiasakan mengkonsumsi produk lewat proses rebusan saja, supaya bisa lebih sehat, karena kandungan kolesterolnya tidak setinggi apabila digoreng. (kus)

Tags: