Guru TK Negeri Pembina Se-Jatim Ikuti Workshop Penguatan IKM Jenjang PAUD

Workshop penguatan IKM jenjang PAUD se Jatim. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Kepala dan Pendidik TK Pembina/Negeri Pembina se-Jawa Timur mengikuti workshop penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di TK Negeri Pembina 1 Kraksaan.
Workshop digelar Paguyuban TK Pembina/Negeri Pembina Jawa Timur ini dihadiri Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aminatun, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi, Korwil Bidang Dikdaya Kecamatan Kraksaan, Sofiah Hartuti, serta narasumber Heri Purwanto selaku Ketua Bidang Pendidikan Pokja Bunda PAUD Kota Surabaya.
Ketua Paguyuban TK Pembina/Negeri Pembina Jawa Timur, Ida Kusdayati mengungkapkan, Paguyuban TK Pembina/Negeri Pembina Jawa Timur ini terbentuk tahun 1999 dan saat itu masih ada empat TK Pembina/Negeri Pembina di Jawa Timur. Namun perkembanganya luar biasa dan kini jumlahnya mencapai 158 lembaga dengan jumlah anggota Kepala dan Pendidik TK Pembina/Negeri Pembina sebanyak 1.086 orang.
Menurut Ida, saat didirikan bertujuan untuk mempererat tali silaturahim antar TK Pembina/Negeri Pembina di Jawa Timur. Wadah ini dibentuk agar para Kepala dan Pendidik TK Pembina/Negeri Pembina bisa memperoleh pembinaan terkait pendidikan PAUD, harapannya standart minimal mutu pendidikan TK Pembina/Negeri Pembina itu sama.
“Setiap tahun menggelar pertemuan dua kali. Awal pada Bulan Pebruari atau Maret khusus Kepala TK saja dan Agustus atau September untuk Kepala dan Pendidik TK. Tetapi kini tidak menghadirkan seluruhnya, hanya perwakilan masing – masing lembaga sebanyak tiga orang terdiri dari 1 Kepala TK dan 2 Pendidik TK,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi mengatakan, workshop penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka jenjang PAUD ini bisa menjadi ajang silaturahim dan sharing ilmu antar TK Negeri Pembina se-Jawa Timur.
“Mari membangun semangat bersama – sama dan guru TK Negeri harus memiliki motivasi satuan PAUD di seluruh Jawa Timur bisa mengimplemenasikan Kurikulum Merdeka. Tentu tidak hanya semangat deklarasi, tapi siap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka,” katanya.
Menurut Rozi, Kurikulum Merdeka ini harus dilakukan secara shift learning karena terbatas yang mendapatkan kesempatan Program Sekolah Penggerak. Maka Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) menelurkan kemerdekaan dalam konsep Implementasi Kurikulum Merdeka dalam merdeka belajar.
“Kemendikbudristek telah memberikan fasilitasi melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). Ada beberapa warna dalam PMM ini. Diantaranya, merah berarti belum log in, kuning log in tapi belum belajar, hijau sudah log in, belajar dan post tes serta biru berarti sudah lulus post tes dan melakukan aksi nyata,” jelasnya.
Rozi meminta agar momentum workshop penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka jenjang PAUD ini diikuti secara serius. Seban momentum ini merupakan wadah yang luar biasa. ”Tak hanya penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka satu arah saja, tetapi banyak arah sebagai best practice untuk sharing tentang nilai – nilai kebaikan dan praktek baik untuk diimplementasikan di TK – TK lain,” terangnya.
Sedangkan Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aminatun menyampaikan, worshop ini merupakan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran. Hal ini dilakukan melalui Implemetasi Kurikulum Merdeka yang fleksibel dengan materi pengembangan karakter peserta didik.
“Kebijakan pemerintah terkait merdeka belajar yang diterapkan bukan hanya di pendidikan tinggi atau menengah dan dasar, tetapi juga anak usia dini. Tentunya mempunyai visi, misi, tujuan dan manajemen yang berbeda. Karena PAUD merupakan lembaga pembentukan yang paling dasar sebagai generasi emas dan paling dasar untuk perkembangan selanjutnya,” ungkapnya.
Mimin, panggilan akrab Aminatun menerangkan tugas Kepala dan Pendidik TK sangatlah berat. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka sangat sesuai bagaimana penguatan merdeka belajar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka sampai pada bentuk-bentuk proses pembelajaran dan evaluasinya. Lembaga PAUD berperan untuk mengenalkan kegiatan pra membaca, menulis dan menghitung sehingga tidak ada larangan untuk mengajarkan calistung. Tetapi perlu memperhatikan metode pembelajaran yang arahnya pada literasi dan numerasi. [wap.fen]

Tags: