Junjung Etika Akademik dalam Penggunaan AI

Belakangan ini, pengembangan AI di bidang pendidikan sudah sedemikian masif. Banyak tool berbasis AI yang dapat digunakan untuk membantu menjawab pertanyaan dosen, membuat laporan tugas, membuat tugas akhir mahasiswa dan masih banyak lainnya. Penggunaan AI di dunia pendidikan telah memberikan banyak manfaat, termasuk pembelajaran adaptif, penilaian otomatis, dan personalisasi pendidikan.

Namun, hasil kecerdasan buatan dibidang pendidikan mempunyai potensi tidak akurat dan plagiarisme sehingga etika akademik harus tetap dijunjung dalam pemanfaatannya. Etika AI menjadi sangat penting karena masalah etika dapat menimbulkan risiko yang sangat riskan dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu, penting untuk menghadapi tantangan tersebut dengan memprioritaskan pengembangan moralitas dan memastikan bahwa AI digunakan secara etis untuk meningkatkan pendidikan.

Berdasarkan data dari ICT Watch terdapat klasifikasi risiko anak dari pengaruh negatif internet, antara lain bisa mengalami gangguan mental, menjadi pelaku atau korban perundungan, terbiasa dengan ujaran kebencian maupun kekerasan, dan terbiasa dengan konten pornografi. Untuk itu, institusi pendidikan harus memiliki kebijakan yang jelas dan kuat terkait penggunaan AI. Selain itu, data pribadi peserta didik harus terlindung dengan menggunakan protokol keamanan yang sesuai, dan penggunaan data harus mematuhi peraturan dan undang-undang privasi yang berlaku. Dengan demikian, tujuan pendidikan untuk membentuk karakter tidak akan serta merta tercapai dengan hanya mengandalkan pemanfaatan AI saja. Bak sebuah pisau, kebermanfaatan AI tergantung dari penggunanya.

Berangkat dari kenyataan itu maka sudah semestinya institusi pendidikan harus secara teratur mengevaluasi efektivitas penggunaan AI dalam pendidikan. Pasalnya, pemanfaatan AI untuk mendapatkan informasi awal menjadikan AI berpotensi sangat membantu menyelesaikan sebuah pekerjaan. Hasil yang didapatkan merupakan kolaborasi yang menghasilkan sebuah inovasi baru dalam dunia pendidikan. Kendati dengan cara demikian, etika akademik meski tetep perlu dijunjung demi selalu menjunjung tinggi kejujuran. Etika dalam AI yang dimaksud minimal mengacu pada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan dasar filosofis. Masing-masing dari lima sila Pancasila disarikan menjadi lima gagasan tentang religiusitas, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial.

Asri Kusuma Dewanti
Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Malang.

Tags: