Untag Surabaya Buka Prodi Magister Ilmu Komunikasi

Setelah proses yang cukup panjang, Kaprodi Magister Ilmu Komunikasi, Teguh Priyo terima SK pembukaan Magister Ilmu Komunikasi FISIP Untag Surabaya

Targetkan Sebanyak 30 Maba di Angkatan Pertama
Surabaya, Bhirawa
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya membuka Program Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) tahun ini. Tingginya animo masyarakat terhadap Ilmu Komunikasi sangat tinggi menjadi salah satu faktor didirikannya jenjang magister. Apalagi di Jawa Timur, Perguruan Tinggi yang membuka jenjang Magister Ilmu Komunikasi terbatas, dan baru Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Dr Soetomo (Unitomo) saja.
Menurut Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho, dibukannya jenjang ini tak lepas dari animo masyarakat di Ilmu Komunikasi Untag yang sangat tinggi sejak lima tahun terakhir. Bahkan pagu yang sudah dinaikkan hingga tiga kali lipat pun di jurusan ini selalu penuh.
“Antusias animo masyarakat untuk komunikasi itu sangat tinggi sehingga kami mendirikan Magister Ilmu Komunikasi, cara pendiriannya pun juga sudah berdarah – darah di tiga tahun terakhir, Alhamdulillah tanggal 16 Agustus lalu SK pendirian Magister Ilmu Komunikasi sudah keluar,” ujar Prof Nug sapaan akrabnya, usai peresmian Magister Ilmu Komunikasi FISIP, Rabu (31/8).
Pembukaan pendaftaran, tambah Prof Nug, sudah dilakukan pada semester gasal, dengan angkatan pertama ditargetkan mencapai 20 hingga 30 mahasiswa. Itupun jika dilihat pada yudisium tanggal 1 September pada jurusan Ilmu Komunikasi sebangak 130 lulusan.
“Jika melihat hal itu kami mematok target 20 hingga 30 mahasiswa magister In Sya Allah sudah terlampaui, terlebih kami juga akan memberikan diskon untuk alumni Untag hingga 50%, sedangkan untuk jurnalis sebanyak 30%,” jabarnya.
Sementara itu, Kepala Prodi Magister Ilmu Komunikasi Untag Surabaya, Dr Teguh Priyo Sadono menambahkan, dalam Program Magister ini Untag membuka dua kajian bidang yakni Tourism Communication dan Marketing Communication. Kedua kajian ini berdasarkan hasil riset dan kajian pihak kampus.
Dr Teguh menjelaskan, untuk Tourism Communication dinilai ada kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan tenaga komunikasi dibidang kepariwisataan yang relatif belum ada. Padahal kebutuhan dibidang ini sangat tinggi. Sementara untuk Marketing Komunikasi dari hasil riset animo cukup tinggi untuk bidang marketing.
Dr Teguh juga menambahkan, lamanya proses pengajuan Magister Ilkom disebabkan karena adanya perubahan nomenklatur Prodi, yang dulunya ada tujuh butir pilihan kemudian diubah. Hal itu tentu berpengaruh pada perubahan proposal.
“Selain itu adanya perubahan pada lembaga pemberian izin operasional yang sebelumnya dikeluarkan Dirjen Dikti, kini harus melalui BAN PT lebih dulu. Jadi proses pengajuan dan bentuk proposal berubah sesuai standart kreditasi BAN PT, yang jelas ada proses administratif yang cukup panjang,” jelasnya. [ina.fen]

Tags: